Hidup adalah jual beli, maka jadikan Allah sebagai mitra bisnis, kemudian jadilah entrepreneur sejati. Hidup hanya sekali dan mesti manfaat!! Selamat datang di Blognya si Voe. ^_^ Salam ukhuwah.

Jumat, 30 Desember 2011

KSATRIA LANGIT


Ksatria Langit
(untaian harap seorang gadis)

Untuk dia yang tercipta menjadi imamku
Untuk dia yang namanya tertulis di kitab lauhul mahfuzku
Datanglah ketika aku sedang berproses menjadi wanita shaliha
Jemputlah aku ketika kaupun sedang berproses menjadi lelaki soleh

Duhai Allah
Bukan dia seorang pangeran yang kuminta
Duduk santai menanti gelimang harta
Bukan dia seorang raja yang kuingin
Berleha sambil memerintah
Kirimkan aku seorang Ksatria
Ksatria langit yang menjadi pembicaraan penduduk langit
Seorang ksatria yang bekerja keras untuk menafkahiku
Karena rasa cinta pada-Mu, sunnah Rasul-Mu, serta diriku

Senin, 27 Juni 2011

Tes Awal


“Vo-e.. Voe......”

“Ana, ustad.”

“Voee. Ttiee...”

“Voti, ustad.”

“Oh, bacanya Voti?”

“Iya.”

Minggu, 26 Juni 2011

Senin, 20 Juni 2011

Gadis Kecil di Pinggir Jalan

Dari kaca kurang dari 80% itu aku menatap mereka. Seorang bocah ikal berambut cokelat tengah mengendong bocah yang lebih kecil lagi. Dia duduk di dekat tiang adver. baliho besar makanan lezat murah meriah. Bocah yang lebih besar mengibas-ibas bocah yang kecil, menjaga tidurnya agar nyamuk tak menyantap darah kaki si kecil yang hanya bercelana pendek. Kedua gadis kecil ini, menunjukkan potret Bengkulu Kota Pelajar. Oupz... Kota Pelajar?

Sang kakak (bocah yang besar) kira-kira berusia 8 tahunan, atau mungkin lebih kecil lagi, menatap adiknya (bocah yang kecil) kira-kira berusia 4 tahunan sambil memegang uang ribuan dua lembar. Siapa mereka? Jika mereka mengemis, mengapa mereka tak meminta? Dimana rumahnya? Aih gadis kecil ini benar-benar membuatku meringis.

Minggu, 19 Juni 2011

Aku Masih Mencintai KAMMI


 Allah tujuan kami
Rosulullah teladan kami
Al-Qur’an pedoman hidup kami
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah
Cita-cita kami tertinggi!
ALLAHU AKBAR!

Semoga tulisan ini menjadi penyejuk di tengah keringnya semangat. Semoga tulisan ini bisa menjadi air di tengah hausnya kerongkongan iman. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang pantas di sembah kecuali Allah, dan Nabi Muhammad itu Rosul Allah.

Impian kecil ini bermula sejak masa putih abu-abuku. Masa yang sangat indah dalam hidupku. Masa dimana aku berkenalan dengan tarbiyah dan masa dimana aku jatuh cinta dengan organisasi. Masa SMA.

Rabu, 15 Juni 2011

Malaikat di Rumahku

Suatu ketika Seorang bayi siap untuk dilahirkan. Menjelang diturunkan, si bayi bertanya kepada Tuhan:

"Para malaikat disini mengatakan besok Engkau akan mengirimkanku ke dunia, tetapi bagaimana cara hidup disana? saya begitu kecil dan lemah. " kata sibayi

Tuhan menjawab :" AKU telah memilih satu malaikat untukmu. ia akan menjaga dan mengasihimu.

"Tapi di surga apa yang saya lakukan hanya tertawa dan bernyanyi ini cukup bagi saya untuk bahagia." Demikian Kata Sibayi.

Tuhanpun menjawab :" Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih bahagia."

Senin, 13 Juni 2011

Dalam Dekapan Ukhuwah

Bola orange raksasa masih menggantung di langit, bersembunyi di balik awan. Bagaimanapun usahanya menyembunyikan dirinya, cahaya masih bisa keluar memantulkan ke permukaan laut tanpa gelombang. Satu jam lagi bola orange ini akan benar-benar menyembunyikan dirinya melawati batas lautan.

Di atas langit timur nyaris ke tengah. Bola raksasa yang tak menyilaukan, putih dan nyaris bulat sempurna telah muncul walaupun bola orange belum tenggelam. Hari ini, 12 Rajab, bumi dapat melihat dua bola raksasa sekaligus. Awan-awan berkumpul putih bersih bak kapas, langit biru indah dan menyejukkan.

Di bawah pemandangan besar ini, seorang akhwat berjilbab putih memacu motornya pelan, tak lebih dari 40km/jam. Jalan sepanjang pantai ia susuri tanpa melihat ke arah laut. Air telah menggenang di matanya sejak awal do’a perjalanannya. Sesekali ia gunakan jarinya agar bulir-bulir itu tidak jatuh. 

Minggu, 12 Juni 2011

Marketisasi Dakwah Kampus

Hidup adalah jual beli. Maka, jadikan Allah sebagai mitra bisnis. Kemudian, jadilah entrepreneur sejati.

Marketisasi ialah proses jual beli yang melibatkan sales dan konsumen di dalamnya. Sedangkan dakwah kampus ialah mengajak civitas akademika kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah kepada yang mungkar (keburukan), sehingga mereka meninggalkan toughut serta beriman kepada Allah swt, kemudian meninggalkan kegelapan menuju cahaya.

Market. Bahkan dakwah kampus pun di-market-kan. Luar biasa. Islam sebenarnya memiliki entrepreneur dan pekerja-pekerja dakwah yang banyak. Bahkan semua orang beriman ialah para pekerja dakwah. Karena, pekerjaan utama ialah da’i sebelum yang lain-nya.

Sabtu, 11 Juni 2011

Balasan untuk Orang yang Sabar saat Sakit


Lokasi sekitaran masjid dua lantai itu masih senggang. Bahkan pintu masuk lokasi jama’ah perempuan pun masih terkunci rapat. Aku mengitari masjid, menuju pintu masuk jama’ah laki-laki. Tulisan “Alas Kaki Harap diLepas” menghiasi anak tangga pertama. Maka kulepas sepatu bututku dan kutenteng menaiki anak tangga.

Kuucapkan salam saat memasuki masjid. Sepi. Tak ada seorangpun di dalamnya. Kuletakkan alas kakiku di tangga jema’ah perempuan. Aku telah telat lima menit dari jadwal berkumpul. Hari ini adalah hari istimewa yang kutunggu setiap minggunya. Hari dimana aku dan beberapa temanku berkumpul membentuk lingkaran saling memadu kasih bersilaturahmi dan mentransfer ilmu saling menasehati.

Aku duduk di atas sejadah, kubuka Al-Qur’an pertamaku dan kulanjutkan surah Romantis itu, An-Nisa. Mendekati ujung tilawahku satu persatu saudari seimanku berdatangan dengan salam, sapa dan senyum khas mereka. Ah, betapa aku bersyukur sudah berkunjung ke taman surga ini.

Jumat, 10 Juni 2011

Semerbak Mawar Padang Pasir

"Berkecamuklah rasa di dada. Tersemburatlah gelora asmara. Langit-langit hati sang wanita tengah menghujankan bibit-bibit cinta. Sebuah rasa yang tak diundang dan tak ingin berlalu begitu saja..."

****
wanita ini adalah wanita pendamba surga. Kami dapati bahwa dia adalah wanita yang menenangkan hati sang kekasih. Dia temani belahan jiwanya dalam suka, bahagia,duka dan nestapa. Kami saksikan pula bahwa dialah wanita bijaksana nan cerdik. Pula, ia adalah keturunan bangsawan kaya dan menjadi incaran banyak lelaki.

Senin, 06 Juni 2011

Surat Batan Dang Anoa

Bismillah…
Assalamu’alaykum Wr.Wb.
Surat ini batan Gubernur Bengkulu, Agusrin M. Nadjamudin.


Sebelumau mohon maaf e, amu bahasau surat ini adau yang ndik benar. Soalau, aku ni tinggal di Manna cuman limau taun, sisahau aku tinggal di Bengkulu, sejak Emak nge Bapak kami pindah ke Bengkulu, waktu itu umur aku limau taun.

Jumat, 03 Juni 2011

Dilarang Menikah dengan Ikhwa Sekampus

Siang hari, saat para lelaki menunaikan sholat Jum’at, aku dan ketiga orang rekanku sibuk berkutat dengan tugas masing-masing di galery Kopma. Mbak Umi sibuk onlen nyambi buat tugas kuliahnya, sedangkan Mbak Titi dan Puput sibuk menghitung jumlah pengeluaran dan pemasukkan kopma nyambi sesekali onlen. Melihat teman-temanku pada sibuk dengan leptopnya, aku memulai pembicaraan yang hot akhir-akhir ini.

“Eh, sudah pada tahu belum. Ternyata kita dilarang menikah dengan ikhwan sekampus.” Kataku meyakinkan.

Spontan ketiga sohib Kopmaku melihatku dan sejenak melupakan tugas-tugas yang menumpuk di leptop mereka, “Loh, kenapa? Ya bolehlah, gak ada larangannya dek!” Kata mbak Umi mempertanyakan. Aku mengangguk, kuyakinkan dia dengan bahasa nonverbalku, bahwa apa yang kusampaikan ialah benar.

“Masa sich Voe? Sejak kapan?”  Tanya Puput.

“Gak ada hadistnya loh mbak!” Kata mbak Titi membantahku, jelas dia mengerti tentang dalil munakahat, lulusan pesantren gitu loh!

Aku tersenyum melihat muka mereka yang penuh dengan ketidakpercayaan, “Iya, ini manhaj terbaru yang bilang. HARAM HUKUMnya menikah dengan IKHWAN SEKAMPUS!! Dilarang keras!!”

“Ya, gak bisa gitu dong dek. Gimana kalau jodoh?” Tanya mbak Umi lagi.

“Ya mau gimana lagi, mbak. Inikan hukum manhaj yang terbaru.”

“Manhaj mana sich mbak Voe? Gak ada kok yang melarang.” Mbak Titi kembali berkeras.

Puput kelihatan bingung dan tak percaya. Ini artinya ikhwan dan akhwat yang akan menikah dalam waktu dekat harus dibatalkan, begitu mungkin pikirnya.

“Ya, iyalaaah gak boleh. Kita itu harus menikah dengan satu orang ikhwan. Jangan sekampus, kebanyaaakan kaleee!!! Satu aja mujur dapet! Xixixixi.” Aku tak bisa menahan rasa cengengesanku.

Spontan ketiga wajah itu saling pandang, dan akhirnya kompak dengan koor dan tempo yang sama, “Vooooooooooooooti!!!!! Wkwkwkwk....”

Hehe... Pizzz.. So, kalau mau nikah, sama seorang ikhwan aja, jangan sekampus. HARAM HUKUMnya. Akhwatkan hanya boleh punya satu suami. Gak boleh lebih!

Kamis, 02 Juni 2011

Anakku menjadi Imam Sholat


Ya Allah aku ingin menjadi keluarga-Mu.
Maka, kuatkanlah hati, azzam, dan kelakuanku agar dapat menjadi seorang hafidzhoh.
Menjadi ibu dari para ulama.
Karena aku ingin seperti Khadijah yang menjaga Iffah agar bisa ke Jannah-Mu.

Haruuuuuuu banget dengar Muhammad Thaha sang Qori ini kalau lagi tilawah, apalagi saat jadi imam sholat. Pengen banget punya anak kayak Thaha. Bahkan, temen2 ada yang manggil ana Ummu Thaha. Anak yang soleh, meneduhkan hati, meneduhkan pandangan.


Rabu, 01 Juni 2011

Buku 3 Diva






Kangen sama Bunda Khadijah r.a. Ana brosing tentang beliau, eh ketemu buku 3 Diva. Buku 3 Diva ini sering ana lihat di toko buku. Harganya juga lumayan (untuk mahasiswa yang belum kerja) bagi ana. Dulunya waktu dapat beasiswa di semester ke-2, ana mau beli buku siroh Nabawiyah (Muhammad saw) sama buku Khadijah yang hardcover. Namun, karena ada kebutuhan lain, jadinya ana beli Siroh dan Khadijah yang gak hardcover biar lebih murah.

Pas ngeliat buku 3 Diva ini, keinginan ana yang gila buku ini jadi timbul kembali. Namun, ana ingat, ana gak dapat beasiswa PPA tahun ini. hiks :(

Tapi, ana yakin banget, Allah akan memberikan 3 buku ini untuk ana. Insya Allah, yakin. Pengen banget.

Wanita.

Wanita biasanya punya sesuatu yang ia senangi. Bisa boneka, bisa pakaian, bisa perhiasan. Dan aku memilih buku untuk hal yang aku senangi. Sudah mulai mengoleksi buku sejak SMP kelas 3. Tambah keranjingan saat kuliah. Karena buku adalah hal yang aku senangi, maka aku memilih untuk menyenangkan orang dengan memberi pinjaman atau memberi cuma-cuma pada orang lain. Ya, aku senang menyenangkan orang lain dengan cara itu.

Buku memang penuh pesona. Dia murobiku juga, mentarbiyahku dengan bahasa dan susunan kata-kata. tatkala lagi futur, kubaca buku motivasi dari para istri-istri Nabi yang solehah agar aku bisa belajar seperti mereka.

Bahkan sahabat-sahabatku menyenangkan hatiku dengan memberikan 2 buku dahsyat saat milad ke-19, begitu juga dengan mamahku.

Aku harap, buku-buku yang pernah kuhadiahkan untuk orang lain, dapat bermanfaat untuk mereka dan Allah ganti dengan yang lebih istimewa, baik di dunia maupun di akhirat.Aamiin......

----Buku 3 Diva------
Insya Allah... Akan segera kuperoleh

Kamis, 26 Mei 2011

Allah Tahu Apa yang Terbaik


Banyak rahasia Allah yang sangat istimewa dan membuatku terharu. Allah memang Maha Tahu, Dia memberi apa yang aku butuhkan bukan yang aku inginkan.

April lalu, karena juara 1 lomba debat tingkat Universitas, kami yang masuk 4 besar di adu lagi untuk dipilih 3 orang sebagai perwakilan Unib menuju debate Konstitusi di Padang. Wah, ini jelas tantangan yang luar biasa, hadiahnya ke Padang gratis, kalau masuk final bisa adu lagi di Konstitusi Jakarta. Kesempatan besar bisa ketemu dengan politikus, pakar hukum, dan anggota dewan.

Seminggu sebelum tanding, kami diberi beberapa tema untuk debat, dan debatnya nanti lawan individu. Aku mengumpulkan bahan yang kuperlukan. Pada hari H, aku melawan anak hukum di sesi ke-3.

Minggu, 22 Mei 2011

Korban Masakan Murrobiah


Sabtu, 20 Mei 2011 adalah hari dimana launching murobbi SQT. Alhamdulillah ane berada dari salah satu calon MR SQT kampus. Senang luar biasa bisa bergabung dalam barisan dakwah. Karena misi dakwah itu sangat indah, apalagi membimbing wanita. Walau sebetulnya ana sendiri butuh bimbingan, tapi tak menyurutkan semangat ini untuk terus berdakwah. Menjadi ibu bangsa.

Salah satu motivasiku dalam membina adalah istilah wanita dan negara. Bila wanita di suatu negara baik, maka baik pula negaranya. Ibarat kata, baik tidaknya suatu bangsa, itu berada di tangan seorang wanita. Jika negara adalah lingkaran, maka wanita adalah setengah dari lingkaran itu. Jadi, seorang wanita adalah setengah negara atau bisa dibilang satu bangsa. Jika, ana membina 10 wanita, maka ana sudah membina 10 bangsa. Allahu Akbar!!!

Kamis, 19 Mei 2011

Jatuh Cinta itu Gak Enak!!!

Siapa bilang jatuh cinta itu enak? Entahlah, yang jelas apa yang kurasakan sangat berbeda dari teman-teman yang seumuranku rasakan. Temanku yang sedang kasmaran, biasanya bersemi merah, malu-malu dan terkadang senyum-senyum sendiri, seringkalipun salah tingkah. Sedangkan aku?

Aku pun sendiri bingung, apakah aku pernah atau tidak jatuh cinta? Kalau kata orang jatuh cinta itu enak, jatuh cinta itu membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tadinya tidak bisa jadi bisa, yang tadinya jelek jadi bagus. Tapi kenapa semua berbeda saat aku yang merasakannya? Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Tapi, demi Allah itu sangat menyiksa dan menusuk hatiku. Jauh. Jauh. Dan pilu.

Cerita ini bermula ketika aku masih duduk di bangku sekolah menengah. Saat dimana teman-temanku laki-laki dan perempuan mulai bergandengan dan berduaan. Saat dimana teman-temanku bercerita tentang lelaki dan hadiah.

Aku merasa aku belum sematang mereka. Aku sama sekali tidak berminat dengan lawan jenisku, salam dengan mereka saja aku malas (sekarang aku bersyukur sekali karena rasa malasku telah menyalamatkanku dari bersentuhan dengan mereka). Kalau pun bicara, berkisaran dengan organisasi dan sekolah. Tidak lebih.
Namun, suatu ketika, ada seseorang yang menarik perhatianku. Dari sekian banyak orang yang membaca buku sains, aku melihatnya membaca tentang buku bertema agama. Dan ini benar-benar menarik perhatianku. Hingga aku stress di buatnya. Dan kalau kata orang ini namanya cinta monyet. Tapi demi Allah, inilah yang membuatku tersiksa.

Apa enaknya jatuh cinta, makan jadi susah. Tidur gak nyaman. Dan melakukan aktivitas rasanya tak bergairah. Hingga akhirnya, yang kuingat dari semua ini. Cinta ini telah membuka mataku pada Allah. Karena pikiran yang masih kecil dan tak ingin seperti temanku yang semua pada pacaran, maka kuputuskan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dan yang kusenangi adalah, tatkala kubisa mengubah rasa suka itu menjadi suatu yang biasa, atas izin Allah. Jika kalian bilang jatuh cinta itu enak, maka kubilang jatuh cinta itu TIDAK ENAK!!

Jujur saja. Aku sangat bersyukur tidak mudah jatuh cinta dengan orang. (heee. Walau dibilang gak normal, ya gak apalah) karena jatuh cinta, membuatku tertekan dan gelisah. Dan itu untung saja terjadi pada saat masa sekolahku dulu, cihhhuuuy!!! Belum pernah terjadi saat aku SMA dan kuliah. Alhamdulillah.

Ya Allah, hindarilah aku dari jatuh cinta dengan lawan jenisku dalam waktu yang tak tepat. Ntar aja deh jatuh cintanya, kalau udah nikah. hee

Selasa, 17 Mei 2011

Bekerja untuk Bertahan Hidup atau Menikmati Hidup?


Saya mendapat sepotong SMS sore itu,
“Kerja bagiku untuk bertahan hidup, bukan untuk menikmati hidup :(

SMS ini tak kubalas. Kubiarkan ia tetap bersarang di HP tua saya.

Sore esoknya, saya menerima telepon dari seseorang, seorang calon mahasiswa berprestasi tingkat Universitas. Beliau menanyakan pendapat tentang presentasi yang bagus. (kayaknya ni orang salah alamat, nanya kok sama saya! Hee..)

Karena merima telepon itu saya teringat kisahnya, ia pernah berkisah sewaktu di Galery Kopma tentang kuliah dan kerjanya. Beliau putra jawa kelahiran Sumatera. Namanya Misnadi, dulunya Ketum MGC dan sekarang menjadi mahasiswa berprestasi tingkat Fsayaltas. Jangan salah fahim dulu, kami di KOPMA memang begitu, saling mengenal satu sama lain. Kami seperti keluarga, namun tetap menjaga hijab dan pergaulan kami.

Beliau berasal dari keluarga yang sederhana. Dan keluarganya tidak memberikan uang bulanan kepadanya. Karena jurusan Peternakan, jadi beliau tinggal di Kandang dan ini sangat menghemat pengeluarannya, soalnya gak perlu bayar kosan.

Trus, untuk biaya hidup sehari-hari, beliau ngarit. Ya, ngarit setiap hari dan setiap pukul empat sore (ba’da azar). Kemudian hasil aritan itu (rumput) dibawa ke kandang untuk makan sapi-sapinya. Perbulannya ia mendapat Rp 150.000. Apakah itu cukup untuknya? Ini yang membuatku salut dengan praktek sedekahnya.

Dia salah satu orang yang kunanti untuk datang ke galery. Biasanya saya menghabiskan beberapa snack dan beliau muncul untuk membayarnya. Heee. Bukan apa-apa, soalnya beliau menawarkan sih. Hee. Banyak uang kali ya!!

Untuk uang kuliah, beliau mendapatkan beasiswa dari kampus. Sehingga, uang tersebut dapat menutupi uang kuliah dan tuntutan iuran kuliah. Dan, dia tidak pernah kelihatan mengeluh. Pernah suatu hari saya bertemu dengannya saat dia lagi ngarit. Dia tetap bersemangat dengan pekerjaannya.

Walau gak pernah mengeluh, tapi sesekali sering nyeletuk, “Saya ini gak pantes, kulit saya hitam, dan saya ini tukang arit. Baju saya kalau lagi ngarit itu jelek kayak pengemis atau pemulung.”

Tapi, saya yakin, dirinya penuh dengan gelora semangat dan syukur. Dia memiliki inner beauty yang luar biasa, walau dia sering nimpalin, “bukan pancaran inner beauty, tapi ketutupan sama kegelapan kulit.” wkwkwkw

Balik lagi ke SMS yang diawal. Saya berdiskusi dengan orang yang menge-SMS keesokan harinya dihari yang sama setelah selesai berdiskusi dengan tukang arit tadi.

Dia seorang karyawan swasta dengan gaji yang lumayan. Namun, dalam pikirannya, pekerjaan itu merupakan suatu yang membuatnya tertekan. Bukan bermaksud untuk membandingkan. Temanku yang satu ini, memang bercita menjadi pengusaha, karena dengan menjadi pengusaha dia bisa membantu keluarga dan orang lain.

Namun, obsesinya untuk menjadi pengusaha membuatnya mudah mengeluh dan kuharap ia tidak melupakan syukur. Dan pekerjaan itu tak lebih dari sebuah alat untuk bertahan hidup.

Nah, bagimu, pekerjaanmu itu untuk apa? Bertahan hidup atau Menikmati Hidup?

180511

Senin, 16 Mei 2011

Pertaruhkan Harga Diri demi Kue dan Nasi Kotak Murah


Ini adalah sejarah baru untukku. Aku mengikuti brifing kelulusan PKM untuk bertama kalinya dengan dua orang rekananku, Mbak Siska dan Kak Maulana. Lulus PKM adalah hal yang baru bagiku juga bagi rekananku, karena ini adalah pengalaman pertama kali ikut PKM.

Saya tak kan berpanjang lebar menceritakan kisah PKM kami, aku akan menceritakan pengalamanku saat brifing. Saat dimana ketidakpercayaan tingkat tinggi terjadi. Kami harus membayar makan siang dan kue kami sendiri. Rektorat tidak mau menanggung uang makan kami, itu artinya kami harus menyisihkan uang PKM yang belum kami terima.

Tawaran Rektorat adalah harga untuk kue kotak Rp 5000, sedangkan nasi bungkus Rp 15.000. Jujur saja, saya cukup dongkol tatkala harga nasi itu sebesar Rp 15.000. Padahal untuk nasi bungkus harga nasi Rp 7.000 saja. Waah, setengah harga donk!! Gak mau membayar uang lebih banyak, teman-teman banyak yang protes. Termasuk saya. Akhirnya saya angkat bicara, “Gini aja Bu, gimana kalau harga nasi dan kuenya dipotong aja. Kue kan ada yang harganya Rp 5.000, trus nasi bungkus Rp 15.000 itu kemahalan, nasi kotak ada loh bu yang Rp 10.000.”

Sepontan Bu Kemahasiswaanku membalas, “Ya sudah kalau gitu kamu yang ngurus!” Hah?! Kaget menerima tantangan tersebut akhirnya saya membalas.

“Ya, Bu, Siap Insya Allah.”

“Oke, kalau ada masalah di kue dan lauk kalian bisa protes ke Voti!” 

“Siap Bu!” Kataku ketika itu mantap. Walau dalam hati, nasi kotak Rp 10.000, ada gak ya??

Untung ada mbak Siska yang selalu menemaniku mencara lapak murah. Dan sejauh kami mengarungi rumah makan yang ada semua harga Rp 13.000. Bayangin aja coba?!

Akhirnya, malamnya saya lobi-lobi dengan teman satu SMA dulu, dan dia siap kalau melayani harga Rp 9.000, tapi gak mau diantar. Jiaah, sama aja dung, saya mesti jemput dan itu membuang tenaga, mana hari H mesti fokus ke PKM.

Besoknya, teman satu tim, Kak Maulana SMS kalau ada nasi kotak yang harganya Rp 10.000. Ya Alhamdulillah, ternyata banyak juga yang peduli buat membantu.

Hari sehari lagi tiba. Aku mencoba melobi Bude, langganannya kopma. Dan alhamdulillah Bude bersedia memberi harga Rp 10.000 dengan kualitas OK. Walau harus ditalangi dengan uang pribadi, alhamdulillah bisa terselesaikan.

Hari H tiba saya harap-harap cemas. Saat membuka nasi kotak, luar biasa senang!! NASI KOTAK BUDE MEMUASKAN DAN ISINYA UUUEEENAAAK!!!! Waah makasih Bude!!!
Alhamdulillah, Allah tidak pernah mengecewakanku. Thank you Allah.

Akhwat Terakhir Malam ini


Jiaah, udah kayak apa judul cerita kali ini. Hee...  ini kisah sewaktu kami (LDF IMC) iftor jama’i di musholah tercinta, shelter. Ketika itu keput IMC, kami memanggilnya Mamah Dela memasak gorengan spesial plus ongol-ongol ijo dan nanas. Subhanallah rasanya enak. Kalau kata mamah Dela sih, beliau ingin memanfaatkan sisa-sisa waktunya yang seminggu lagi untuk dakwah sebelum akhirnya terbang ke Kansas, Amerika.

Dela Anjelawati, mahasiswa semester 8, akhwat kebanggaan FISIP dan UNIB. Mahasiswa berprestasi tingkat Universitas dan beberapakali menjuarai lomba debat. Orangnya lembut dan berwibawa, namun tegas dan istiqomah Insya Allah, ya seperti Aisyah.

Selain pintar akademis, solehah, beliau juga pinter masak. Waah, bayangin aja deh, udah soleh, cantik, pinter akademis, dan pinter masak, ikhwan mana coba yang nolak! Hee.. bukannya apa-apa, pas iftor ini, seorang adik tingkatku nyeletuk, “Kalau ana jadi ikhwan, orang pertama yang ana lamar itu Mamah Dela.” Aku tersenyum sambil memandang Mamah Dela yang sedang sibuk beres-beres perlengkapan iftor (adoooh parah! Emaknya beres-beres anaknya Cuma liat doank. Hee)

Trus, sang adik tingkatku melihatku, “Nah, kalau udah gak ada akhwat lagi, baru Mbak Voe yang ana lamar.” Spontan aku melihatnya, dan kami tertawa berbarengan. Wkwkwkwk.. iya bener banget kayaknya. Kalau ingat diri sendiri, ahk, adanya mau cengengesan aja. Kalau kata teman-teman akhwatku, aku adalah akhwat paling aneh yang pernah mereka jumpainya. Ntah peneliannya seperti apa, tapi begitulah kalau kata mereka.

Pulangnya...

Seperti biasa, aku berboncengan dengan Mamah Dela. Aku ceritakan semua apa yang dikatakan adik tingkatku tentang kami berdua. Mamah Dela ketawa saat mendengarnya, dengan bijaksananya beliau berkata, “Wajar Voe, mbak kan lebih tua dari Voe, jadi mbak dulu yang dilamar. Nanti, saat udah di tingkat yang lebih tinggi, bakal dilamar juga dengan ikhwan letingan Voe.”

“Halaaah mbaak. Gak usah koment gitu, Vo juga ngerti kok. Hee siapa juga yang mau ama. Oooupz.. hehee...” Dari pada nyeplos gak bener dan di Aamiinkan malaikat, aku milih memutus pembicaraanku.
Malam ini malam yang indah. Bulan purnama bersinar terang, menyinari malam yang pekat dan meneduhkan kami berdua. Ahk, sebentar lagi Mbakku ini akan pergi. Pergi terbang ke Kansas Amerika. Satu impiannya terwujud. Dan yang pasti, ada satu kalimat yang membuatku senang ketika itu, beliau mencabut niatnya untuk menikah pada usia 27 tahun. Dan memilih untuk menikah muda, beliau menyebutkan tahun target menikahnya.