Hidup adalah jual beli, maka jadikan Allah sebagai mitra bisnis, kemudian jadilah entrepreneur sejati. Hidup hanya sekali dan mesti manfaat!! Selamat datang di Blognya si Voe. ^_^ Salam ukhuwah.

Senin, 16 Mei 2011

Akhwat Terakhir Malam ini


Jiaah, udah kayak apa judul cerita kali ini. Hee...  ini kisah sewaktu kami (LDF IMC) iftor jama’i di musholah tercinta, shelter. Ketika itu keput IMC, kami memanggilnya Mamah Dela memasak gorengan spesial plus ongol-ongol ijo dan nanas. Subhanallah rasanya enak. Kalau kata mamah Dela sih, beliau ingin memanfaatkan sisa-sisa waktunya yang seminggu lagi untuk dakwah sebelum akhirnya terbang ke Kansas, Amerika.

Dela Anjelawati, mahasiswa semester 8, akhwat kebanggaan FISIP dan UNIB. Mahasiswa berprestasi tingkat Universitas dan beberapakali menjuarai lomba debat. Orangnya lembut dan berwibawa, namun tegas dan istiqomah Insya Allah, ya seperti Aisyah.

Selain pintar akademis, solehah, beliau juga pinter masak. Waah, bayangin aja deh, udah soleh, cantik, pinter akademis, dan pinter masak, ikhwan mana coba yang nolak! Hee.. bukannya apa-apa, pas iftor ini, seorang adik tingkatku nyeletuk, “Kalau ana jadi ikhwan, orang pertama yang ana lamar itu Mamah Dela.” Aku tersenyum sambil memandang Mamah Dela yang sedang sibuk beres-beres perlengkapan iftor (adoooh parah! Emaknya beres-beres anaknya Cuma liat doank. Hee)

Trus, sang adik tingkatku melihatku, “Nah, kalau udah gak ada akhwat lagi, baru Mbak Voe yang ana lamar.” Spontan aku melihatnya, dan kami tertawa berbarengan. Wkwkwkwk.. iya bener banget kayaknya. Kalau ingat diri sendiri, ahk, adanya mau cengengesan aja. Kalau kata teman-teman akhwatku, aku adalah akhwat paling aneh yang pernah mereka jumpainya. Ntah peneliannya seperti apa, tapi begitulah kalau kata mereka.

Pulangnya...

Seperti biasa, aku berboncengan dengan Mamah Dela. Aku ceritakan semua apa yang dikatakan adik tingkatku tentang kami berdua. Mamah Dela ketawa saat mendengarnya, dengan bijaksananya beliau berkata, “Wajar Voe, mbak kan lebih tua dari Voe, jadi mbak dulu yang dilamar. Nanti, saat udah di tingkat yang lebih tinggi, bakal dilamar juga dengan ikhwan letingan Voe.”

“Halaaah mbaak. Gak usah koment gitu, Vo juga ngerti kok. Hee siapa juga yang mau ama. Oooupz.. hehee...” Dari pada nyeplos gak bener dan di Aamiinkan malaikat, aku milih memutus pembicaraanku.
Malam ini malam yang indah. Bulan purnama bersinar terang, menyinari malam yang pekat dan meneduhkan kami berdua. Ahk, sebentar lagi Mbakku ini akan pergi. Pergi terbang ke Kansas Amerika. Satu impiannya terwujud. Dan yang pasti, ada satu kalimat yang membuatku senang ketika itu, beliau mencabut niatnya untuk menikah pada usia 27 tahun. Dan memilih untuk menikah muda, beliau menyebutkan tahun target menikahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas silaturahminya.
Tolong tinggalkan jejak Anda. Salam Ukhuwah. ^.~