Hidup adalah jual beli, maka jadikan Allah sebagai mitra bisnis, kemudian jadilah entrepreneur sejati. Hidup hanya sekali dan mesti manfaat!! Selamat datang di Blognya si Voe. ^_^ Salam ukhuwah.

Senin, 17 Juli 2017

Silaturahmi Kagama Prov Bengkulu

Alhamdulillah terhitung 19 April 2017, saat wisuda di FISIPOL UGM, saya resmi jadi anggota KAGAMA dan mendapatkan kartu orange KAGAMA. KAGAMA adalah kependekan dari Keluarga Alumni Gadjah Mada. So, bisa dapat diskon menggunakan maskapai Garuda deh. Lupakan sejenak diskon Garuda, sakjane belum mampu juga buat beli tiketnya walaupun dikasih diskon. Hehe..

Kamis sore (14/7) lalu, saya di WA teman yang mengundang untuk datang ke silaturahmi KAGAMA provinsi Bengkulu. Wah sueneeeng pastinya!! Sebab dalam ekspektsi saya, saya bisa lihat dan tahu siapa-siapa saja alumni UGM yang stay di Bengkulu, sambil-sambil nostalgia gitu deh, siapa tahu dapat kecipratan semangatnya.

Habis Isya’, diantar Bapak saya menuju Rumah Dinas Wakil Gubernur, si Bapak WaGub yang saat ini jadi Plt Gubernur Bengkulu ternyata juga alumni UGM. Cerita beliau bisa jadi PLT bisa disimak disini. Pak PLT Gubernur, Rohidin Mersyah, adalah alumni Kedokteran Hewan UGM angkatan 90. Beliau S2 Managemen Agribisnis di IPB dan S3 Lingkungan juga di IPB. Jadi, silaturahmi Kamis malam itu bukan hanya milik Kagama UGM tapi juga milik alumni IPB.

Kamis, 13 Juli 2017

Syarat Permohonan SKCK di Polsek dan Polres

Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) adalah surat keterangan yang diberikan oleh Polri yang berisi catatan kejahatan seseorang. SKCK biasanya dibutuhkan sebagai salah satu persyaratan untuk bekerja, mengikuti pelatihan, atau pertukaran pelajar.

Saya pernah mengurus SKCK di tahun 2011 sebagai salah satu syarat mengikuti latihan kepemudaan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga di Pekanbaru, Riau. Rencananya saya mau perpanjangan untuk digunakan bulan Juli 2017 sebagai salah satu syarat untuk sebagai calon dosen. 

Sebenarnya untuk melamar pekerjaan bisa langsung ke polsek, nanti kita akan diberi blangko riwayat hidup dan catatan kejahatan. Berikut persyaratan permohonan SKCK di Polsek;
  1. Fotocopi KTP dengan menunjukkan KTP asli
  2. Fotocopi Kartu Keluarga (KK)
  3. Fotocopi Akte Lahir / Kenal lahir
  4. Fotocopi Ijazah Terakhir
  5. Rumus Sidik Jari
  6. Pas Photo berwarna 4x6 = 4 lembar
  7. Map warna merah 2 lembar
  8. Tarif PNBP SKCK sebesar Rp 30.000,-
Jadi, sebelum kita mengajukan permohonan SKCK sebaiknya memperhatikan persyaratan tersebut dan pastikan semua persyaratan nomor 1 sampai 4 sudah dilegalisir. Untuk mengetahui cara legalisir KTP, KK dan Akte Lahir bisa cek disini. Sedangkan legalisir ijazah terakhir bisa diurus di instansi terkait.

Rabu, 12 Juli 2017

Cara Legalisir KTP, KK dan Akta Kelahiran

Sebagai orang yang baru lulus kuliah, idealnya sih memang ikhtiar nyari jodoh, tapi kali ini saya ikhtiar buat mengamalkan ilmu (baca : kerja). Bukan berarti saya gak ikhtiar buat jemput jodoh ya, saya mau mengamalkan nasihat Ustad Hanan Attaki yang kata beliau, “Wanita itu aktifnya ke langit.” Maksudnya, ngerayu the Real Mak Comblang, si Empunya para Jodoh, Allah, melalui doa. Eih, udah ah, tar jadi curhat malah. Wekaweka..

Ok, balik ke topik yang akan di bahas. So, karena lagi ikhtiar untuk mengamalkan ilmu lewat pendidikan (baca : jadi dosen), ternyata beberapa instansi mensyaratkan untuk melampirkan fotocopi KTP, KK, Akta kelahiran, SKCK, dan sebagainya. Nah, disinilah saya baru tahu kalau ternyata bukan cuma ijazah saja yang perlu dilegalisir, tapi kartu dan surat-surat kependudukan juga perlu dilegalisir.

Selain itu, saya baru sadar kalau masa berlaku KTP sudah habis 16 Juni 2017 lalu. Emak nyaranin buat KTP baru, tapi saya khawatir bakal lama selesainya, soalnya dulu bikin e-KTP bulan November 2011, selesainya pertengahan 2012. Sedangkan saya butuh e-KTP segera. Berhubung Emak bilang bisa selesai sehari, akhirnya saya niatin buat bikin KTP baru. Saya kira bikin e-KTP itu di kantor Camat, ternyata sudah pindah ke dinas dukcapil (kependudukan dan catatan sipil). Lokasinya di wilayah Tugu Hiu, masuk gang samping kantor KPU, deretan Kantor Walikota. Info lengkap plus Maps bisa cek di sini.

Senin, 23 November 2015

Akhirnya....

Bismillahirohmanirohiim

Bau lembab tanah Jogja masuk ke kamar kosku, sembari menemaniku membuka foto memori beberapa minggu yang lalu. Foto menjelang, ketika, dan paska pernikahan teman hidupku selama 24 tahun. Teman sekamarku. Perawat pribadiku. Kadang jadi lawan, kadang jadi teman curhat. Makhluk paling cerewet se-jagad tapi paling peduli se-dunia. Orang yang sangat berbeda karakternya denganku, tapi terlahir di rahim dari Ibu yang sama. Dialah kakak semata wayangku, Deoni Vioneery (Ns. M, Kes., CWCS).

Alhamdulillah… setelah 28 tahun menjalani hidup dengan segenap suka dan duka di bawah naungan kasih Allah –subhanahu wa ta’ala-, akhirnya Dia berikan seorang pasangan, pelengkap separuh jiwa, dan penggenap separuh agama untukmu. Lelaki yang selama ini kau pertahankan. Lelaki yang selama ini selalu kau bela di depan  papa. Lelaki yang diam-diam mama sukai. Lelaki yang selalu kau ceritakan kebaikannya di depanku dan adek. Lelaki yang selama ini kau hadirkan dalam do’a agar bersamanya di dunia hingga surga. Lelaki yang akhirnya mengguncang Arsh, mengubah posisi ketaatanmu dari orang tua (mamah dan papah) ke suami. Dialah, kakak ipar kami, Ayi Sanego (S.Kep).



Aaarrrhhgg.. Akhirnya, punya kakak cowok juga hehehe… ^^

Barakallahulaka wa Baraka ‘alaika wa jama’ah bainakuma fii khoir. Allohuma Aamiin.
Saling kasih mengasihinilah kalian berdua. Saling menasihati dalam kebaikan. Sayangilah papa dan mama, serta bapak/ibu mertua. Tambahlah keta’atan pada Allah. Bersabarlah dalam kebaikan. Dirikan dan jagalah sholat.




Voe Nahl Belajar dari Khadijah

Senin, 10 Agustus 2015

Nasihat Akhwat untuk Akhwat

“Ukhti, jangan lakukan itu lagi!” Kak Randa menatapku tajam. Aku tak pernah melihat Kak Randa, akhwat yang lembut kata-katanya, setegas ini padaku. Aku menunduk. Kutarik napasku dan kucoba untuk merangkai kata demi kata, yang sebenarnya hanya sebuah alasan berbentuk pembenaran.

“Kak Randa…” Kataku pelan. “Aku sudah menganggap Bang Saris sebagai abangku sendiri. Dan aku yakin Bang Saris juga menganggapku sebagai adiknya. Selama ini tidak ada yang aneh dari perangainya terhadapku.”

Kak Randa menyandarkan punggungnya ke kursi, berkali-kali dia istighfar. Sepertinya dia benar-benar marah padaku. Ah, rasanya menyesal aku menceritakan kedekatanku dengan Bang Saris. Seorang ikhwan, seniorku yang saat ini telah bekerja di perusahaan minyak di wilayah Kalimantan. Aku, seorang aktivis dakwah kampus dengan amanah di sana-sini, saat ini sedang menyelesaikan amanah skripsi di kampus memang sudah sejak lama dekat dengan Bang Saris. Bang Saris dulunya adalah pembimbingku ketika OSPEK, orangnya ramah, baik hati dan supel. Ketika setiap orang meminta bantuan padanya, dia selalu ada. Aku tahu Bang Saris baik pada setiap orang, bahkan ketika dia sudah lulus dan bekerja, setiap aku memasukkan proposal pendanaan untuk dakwah, setidaknya dia akan mengirim setengah juta.

Kedekatanku dan Bang Saris sudah seperti adik dan kakak, kadang ketika aku meminjam uang padanya, ia selalu mentransfer dan ujung-ujungnya, uang itu diberikan padaku alias tak perlu dikembalikan. Lalu apanya yang salah? Kenapa Kak Randa begitu emosi?

“Dinda solihah…” Kak Randa menatapku lembut, emosinya yang tadi sudah mulai berkurang. “Begini, apa kau suka padanya?”

Aku kaget mendapatkan pertanyaan ini dari Kak Randa dan dengan tegas kujawab, “TIDAK!”

“Jika suatu saat, entah besok, lusa atau tahun depan dia datang. Bukan sebagai kakak, tapi sebagai seorang ikhwan yang sedang mencari seorang pendamping hidup dan orang yang ia temui adalah kamu. Apa kamu mau menerimanya?”

Aaaah… pertanyaan Kak Randa kian ngacau!! Aku kesal mendapatkan jawaban ini. Jujur saja, perasaanku pada Bang Saris tidak lebih dari seorang adik pada kakaknya.

“Kak…” Aku mencoba menenangkan diriku. “Tak mungkin Bang Saris akan datang untuk melamarku. Dia telah menganggap aku ini sebagai adiknya.”

“Tidak ada yang bisa menghalangi kalian untuk menikah. Kau dan Saris bukan mahrom!” Nada bicaraku mulai meninggi. “Dinda! Siapalah kamu sehingga kamu layak dibantu dan selalu dikirimi uang oleh dia. Kamu siapa? Ibunya? Adik kandungnya? Kakak kandungnya? Atau sepupunya? Neneknya? Bukan! Kamu bukan siapa-siapa. Kamu hanyalah seorang akhwat yang ‘kebetulan’ dekat dengannya ketika di kampus dan akhirnya semakin dekat ketika dia keluar dari kampus. Dan apa maksudnya?!”

Aku tercekat. Sungguh… aku tak berpikir sampai sejauh itu. Kak Rinda benar. Aku bukan siapa-siapa. Aku bahkan tak pernah berbuat apapun untuk Bang Saris. Aku hanya akhwat yang kalau lagi butuh uang suka meminjam dengan Bang Saris karena ku tahu Bang Saris punya uang dan untuk meminjam ke senior-senior akhwatku apalagi Kak Randa adalah hal yang tak mungkin. Aku tahu Kak Randa pun seringkali kesulitan untuk membiayai adiknya.

“Dinda… jika pun ada wanita yang layak menerima uang darinya, dialah Ibu, dialah saudara perempuannya, dialah nenek atau kerabat wanitanya. Bukan adik yang sengaja-sengaja disebut adik angkat, padahal kau sama sekali tak mengenal keluarganya. Bisa jadi ia dalam kesulitan, bisa jadi ibunya jauh lebih butuh dibandingkan kamu, ya bisa jadi.”

“Syam…” Kak Randa memanggilku lembut. “Apa bedanya seorang akhwat yang tertarbiyah, ngaji tiap minggunya, dan tilawah setiap waktunya dengan wanita yang tak mengerti agamanya, lalu mereka sama-sama meminta-minta pada orang yang bukan mahromnya, bahkan bukan suaminya?” Kak Randa mendekatiku, aku dan Kak Randa duduk tak berjarak, dia mengenggam tanganku yang gemetaran sejak mendengar semua ucapannya.

“Astahgfirullah al-adzim, kak….” Aku mulai berkaca-kaca. “Apa yang harus aku lakukan?”
Aku mendengar helaan napas Kak Randa, tangan kanannya yang tadi mengenggam tanganku sekarang berpindah ke bahuku. “Syam… Dindaku yang solihah.” Dia tersenyum manis. “Bertaubatlah dan berserah diri pada-Nya.”

“Jika kau punya uang, kembalikan uang yang selama ini dia berikan cuma-cuma. Jika tidak, sebutkanlah nominalnya, nanti akan kuusahakan untuk menggantinya.”

“Kak Randa…” Panggilku pelan.

“Ya…”

Aku memeluk Kak Randa erat, “Ya Allah, kak… banyaknya dosaku. Aku minta doanya agar Allah mau mengampuni dosaku.”

“Aamiin… Dinda Syam… dari sekarang, kurangilah hubunganmu dengannya. Sibukanlah dirimu di skripsi dan dakwah. Jika kau butuh sesuatu, kau punya banyak saudara akhwat. Mereka siap membantumu. Libatkan Allah… libatkan Allah dalam setiap langkahmu. Lupakan Saris. Lupakanlah dia.”

“Iya, kak” Aku menyeka air mataku.

“Tapi, kalau seandainya dia datang ya mesti siap-siap!” Hahaha Kak Randa tertawa.

“Yaaaaaaa kakakkkkkk… jangan sampai kaaaak.. Aku gak suka sama Bang Saris. Wallahi!” Aku mengangkat tanganku.

“Memang yang menentukan jodoh seseorang kamu? Ahihihi…” Kak Randa kembali terkekeh.

“Sudah… sudah… aku bener-bener taubat kak. Insya Allah aku akan menghubungi Bang Saris kalo aku mau mengembalikan uangnya beliau dan meminta tolong padanya agar tidak menghubungiku lagi.”

“Sip… itu baru Syam adindaku nan solehah.”

Aku dan Kak Randa saling berpelukan. Ah… Kak Randa, andai kau tahu bahwa aku mengharapkan Bang Saris benar-benar datang, tapi bukan untukku, melainkan untukmu.

--

Voe Nahl Belajar dari Khadijah

Selasa, 28 Juli 2015

Pengalaman MOS OSIS-ku

Menyimak pernyataan Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Anies Baswedan pagi ini (29/7) di program Apa Kabar Indonesia tvOne, tentang ‘perintah’ bagi pimpinan sekolah atau kampus agar memperhatikan semua kegiatan OSPEK ataupun MOS di kampus dan sekolah masing-masing. Jangan ada perloncoan dan MOS atau OSPEK yang tidak beradab. Hal tersebut mengingatkan saya pada kejadian sekitar 6 tahun lalu, tepatnya saat saya duduk di kelas XI SMA.

Prof. Anies Baswaden (www.antaranews.com)
Saat itu saya memang sudah kelas XI (kelas 2), jadi MOS yang saya maksud adalah MOS untuk pengurus OSIS. Yess, pasalnya waktu itu saya menjadi salah satu pengurus OSIS. Nah, yang ingin saya ceritakan adalah pengalaman saya yang masih teringat hingga saat ini. Hihi… Tenang, saya gak ketemu cowok kece kok, jadi gak bakalan cerita cinta-cintaan ala remaja-remiji anak SMA.

Sabtu, 16 Mei 2015

Surat Cinta untuk Nta

Bismillah “Barakallahulaka wa Baraka alaika wa jama’ah bainakuma fii khoir”

Dear Gita Meylinda Sari,
Sahabat yang kucintai karena Allah SWT.

Akan ku untai kata demi kata dan ku pintal kalimat demi kalimat dalam rangka memperingati hari dimana kau telah menjadi halal untuk seorang lelaki pilihan Allah SWT. Hari dimana satu persatu memoriku dalam membersamai dirimu muncul dalam ingatanku. Ku tulis ia dalam sebuah surat terbuka, agar kau dan suamimu tahu, betapa ukhuwah yang pernah kita bangun karena Allah SWT, begitu indah.

Sahabat…
Kita pertama kali bertemu di kelas putih-biru pertama kita. Kelas VII.3 SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Dan… maaf… Aku masih ingat waktu di pelajaran fisika, guru fisika kita memanggilmu dan menceramahimu di depan student yang lain, gara-gara pena sisir itu (hihihi… ups!!) Sebenarnya aku tak mau mengingatnya, tapi memori itu susah hilangnya, karena sejak saat itu aku mulai memperhatikanmu.

Dream yang Terucap dan Dream yang Tertulis

“Assalamu’alaykum Wr. Wb. Nama saya Hajjah Voettie.” Salamku sebagai pengantar pertanyaan yang akan kulayangkan pada seorang Ustad yang selama ini hanya kulihat dari layar kaca.

“Wa’alaykumusalam. Masya Allah… ini belajar ini!!!!” Serunya menjawab salamku. Aku tersenyum. Sebenarnya, aku memakai kata ‘Hajjah’ di depan namaku adalah sebab musebab sebuah ‘doa’ yang menjadi dream yang terucap dan dream yang tertulis, yang merupakan tema dari pengajian kali ini. Pengajian yang dilaksanakan oleh Humairo, Jogja.

Brosur Pengajian Humairo Jogja 2-5-2015

Sabtu, 02 Mei 2015

Berkah ber-ODOJ (Waqaf Waktu)

Kejadian Januari 2015 lalu tak bisa terlupa begitu saja. Kejadian dimana aku beserta temanku mengalami tabrakan di Pacitan. Aku terbang hingga beberapa meter dari kejadian, aku merasakan kepala, badan, dan kakiku membentur aspal. Hingga detik ini pun aku masih bisa mengingat tulangku beradu kencang, dan berbunyi.

Ini kali ketiga aku terjatuh dari motor, setiap kali jatuh aku masih bisa bangkit dan berjalan (atas izin Allah). Namun, kali ini aku telah mencoba sekuat yang kubisa, sambil mencari teman yang memboncengku. Kepalaku cuma mampu mendongak sedikit, lalu badanku benar-benar tak bisa digerakkan lagi. Aku beristighfar. Badanku ngilu, tulangku sakit. Allahu…

Temanku dan beberapa warga membantu berdiri, tapi badanku terlalu berat. Kali ini dia tak mau menerima responku. Kata warga aku pingsan. Tapi, sebenarnya aku masih mampu mendengar apa yang mereka bicarakan. Hanya saja badanku memang tak bisa merespon.

Kamis, 05 Februari 2015

First Time Bareng si VW

Hari ini, tanggal 5 Februari 2015, aku sudah janji dengan kakakku untuk menjemputnya di bandara. Gaya bener dah pokoknya, ngejemput pake Transjogja. Tapi, sebelum ke sana, aku mengatur rencana untuk main ke Idea House.

Berhubung bus menuju AMC yang telah di tunggu nyaris selama 1 jam belum muncul. Maka, aku memutuskan untuk naik bus menuju 0 km dan akhirnya berhenti di 0 km. Jalan sekitar 50 meter, akhirnya sampai ke TransJogja Taman Pintar dari sana langsung naik A1 menuju Bandara. Main ke Idea House gagal total!!!

Rabu, 04 Februari 2015

Rambu Dilarang Pacaran ; antara DISKUSI dan PACARAN

Rambu DILARANG PACARAN di KAMPUS (fb Erfian)
Dari Facebook, saya bisa tahu bagaimana hebohnya mahasiswa di kampus biruku, "Universitas Bengkulu" (UNIB), ketika ada rambu peringatan "DILARANG PACARAN di KAMPUS" berada di tempat paling asyik se-Unib, Danau dan Taman Kampus. Danau Unib merupakan lokasi strategis di kampus, karena terletak di tengah kampus yang maha luas. Menjadi salah satu titik kumpul mahasiswa jika mengadakan kegiatan komunitas karena di pinggirnya terdapat taman dan tempat duduk yang teduh, karena ditumbuhi oleh tanaman markisa.

Al-kisah, hampir seminggu lamanya, beberapa facebook teman-teman (tepatnya adik-adik tingkat), sebagian besar memposting foto dari rambu tersebut. Dari rambu, tampak bayangan menggunakan rok yang mewakili sebagai 'wanita' dan ada juga bayangan menggunakan celana yang mewakili sebagai 'laki-laki'.

Air Terjun Pulo Sari, si Cantik di Pelosok Kasihan

Sebagai Negara yang eksotis dan penuh kejutan, Indonesia menyimpan banyak lokasi wisata yang sangat sayang jika dilewatkan walaupun berada di tempat yang cukup terpencil sekalipun. Tempat traveling kali ini adalah salah satu air terjun di daerah Kasihan, Bantul, Yogyakarta, yaitu Air Terjun Pulo Sari. Bahkan tidak terlalu jauh dari kosanku sekarang, sekitar 15-30 menitan saja.

Aku bersama tim Idea's Familly memulai perjalanan start dari ATM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tim ekspedisi terdiri dari enam orang. Perjalanannya tidak terlalu jauh, namun saat memasuki wilayah wisatanya, maka tetap harus berhati-hati karena jalannya yang cukup sempit.

[Wisata Bengkulu] : Lagi Liburan, ke Air Terjun Pacitan, yuk!

Satu lagi destinasi wisata dari Bengkulu Utara yang sayang jika dilewatkan. Bagi Anda pecinta wisata air, air terjun Pacitan layak masuk list daftar travelling Anda. Air Terjun Pacitan terletak di salah satu desa di Unit 4 Padang Jaya, Bengkulu Utara. 

Air terjun ini konon dulunya setinggi hingga 12 meter, namun dikarenakan gempa dan perubahan alam lainnya, sekarang air terjun ini hanya setinggi 2-3 meter saja. Ada yang spesial dari air terjun Pacitan. Menurutku, Air terjun ini terdiri dari dua bentuk. Namun berada dalam satu wilayah yang berdekatan atau sama.

Jumat, 30 Januari 2015

[Tips/Info] Cara Mempercepat Penyembuhan Memar

Pasca kecelakaan beberapa hari lalu, meninggalkan memar yang cukup lebar di daerah samping lutut. Kalau disentuh atau dipakai jalan, kaki terasa masih ngilu. Untuk mengurangi rasa ngilu dan memperkecil rona memar sekaligus menghilangkannya dapat menggunakan putih telur.

Resep ini di dapat dari Mama, trus Mama dapat dari Datuk (kakek). Jadi, ceritanya resep obat turun temurun. Hehe.. Di warung-warung memang sulit mencari telur ayam kampung, biasanya harus ke pasar yang lumayan besar. Beruntung, tetangga ada yang ternak ayam kampung, jadi bisa beli di tetangga.

Kamis, 29 Januari 2015

Tips Awet Muda : Baca Kanan ke Kiri

Bagi Anda yang menginginkan awet muda dengan cara yang berbeda, tanpa make up dan tanpa perawatan tubuh dan kebugaran yang mahal. Sebuah kisah inspiratif dan nyata disampaikan oleh ustad Bobby Herwibowo yang saya dapat dari kiriman teman melalui pesan whatsapp, semoga bisa membantu menjadi awet muda: