Hidup adalah jual beli, maka jadikan Allah sebagai mitra bisnis, kemudian jadilah entrepreneur sejati. Hidup hanya sekali dan mesti manfaat!! Selamat datang di Blognya si Voe. ^_^ Salam ukhuwah.

Sabtu, 02 Mei 2015

Berkah ber-ODOJ (Waqaf Waktu)

Kejadian Januari 2015 lalu tak bisa terlupa begitu saja. Kejadian dimana aku beserta temanku mengalami tabrakan di Pacitan. Aku terbang hingga beberapa meter dari kejadian, aku merasakan kepala, badan, dan kakiku membentur aspal. Hingga detik ini pun aku masih bisa mengingat tulangku beradu kencang, dan berbunyi.

Ini kali ketiga aku terjatuh dari motor, setiap kali jatuh aku masih bisa bangkit dan berjalan (atas izin Allah). Namun, kali ini aku telah mencoba sekuat yang kubisa, sambil mencari teman yang memboncengku. Kepalaku cuma mampu mendongak sedikit, lalu badanku benar-benar tak bisa digerakkan lagi. Aku beristighfar. Badanku ngilu, tulangku sakit. Allahu…

Temanku dan beberapa warga membantu berdiri, tapi badanku terlalu berat. Kali ini dia tak mau menerima responku. Kata warga aku pingsan. Tapi, sebenarnya aku masih mampu mendengar apa yang mereka bicarakan. Hanya saja badanku memang tak bisa merespon.

Kami di bawa ke klinik terdekat dari lokasi kejadian. Kami bertiga masuk di ruang terpisah dan langsung mendapat penanganan dari perawat dan dokter. Dokter memeriksa tubuhku mulai dari ujung kaki sampai kepala. Sejauh itu, aku hanya mampu menggerakkan kedua tangan dan kaki kiri. Kaki kanan, panggul, tulang punggung, dan leher sama sekali tak bisa digerakkan. Khawatir mengalami patah tulang, aku bersama temanku yang mengalami pendarahaan kaki kanan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, yaitu RS. Wonogiri Jawa Timur.

Kami berdua di rotgen. Pertama temanku, kaki bagian paha kanan atas patah dan pembuluh darahnya putus, itulah yang menyebabkan kakinya tak berhenti mengeluarkan darah. Qodarullah, beliau harus dioperasi malam itu juga, karena mengalami patah tulang yang parah.

Selanjutnya, aku di rotgen sebanyak tiga kali. Bagian kaki kanan, panggul dan pinggang. Alhamdulillah, syukur tak henti terucap. Aku sama sekali tidak mengalami patah ataupun retak tulang. Hasil rotgen menunjukkan aku baik-baik saja, cuma mungkin shock akibat benturan, tubuhku belum bisa digerakkan.

Malamnya temanku di operasi, aku masih terbaring sambil belajar menggerakkan kaki dan kepala. Di pembaringan aku ingat akan kebaikan-kebaikan Allah padaku. Aku menangis. Beberapa jam sebelum kejadian, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari waktu Jogja, usai melaksanakan sholat, aku membuka mushafku. Membaca seayat demi seayat hingga tuntas 1 juz dan melapor ke admin grub ODOJ 191.

Setelah itu, adzan subuh berkumandang dan aku melanjutkan sholat subuh. Aku memohon dan meminta keselamatan untuk perjalanan kami pagi itu. Lalu berpamitan lewat SMS dengan orangtuaku yang berada di Bengkulu.

Maka… Nikmat Tuhan-mu yang mana yang kau dustakan? (QS. 55:55)

Allah SWT meringankan lukaku, besoknya, aku mulai latihan berjalan walau tertatih… Tulang panggul bergeser sedikit, di bagian lutut memar tulang. Aku diurut hingga tiga kali. Alhamdulillah… walau kadang masih merasakan ngilu di daerah lutut, aku sudah sembuh.


Peristiwa itu memberikan pelajaran berharga untukku. Betapa mewaqafkan waktu untuk Allah, takkan Ia sia-siakan kita dan hari-hari kita.

Voe Nahl Belajar dari Khadijah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas silaturahminya.
Tolong tinggalkan jejak Anda. Salam Ukhuwah. ^.~