Alhamdulillah
wa syukurilah. Maka,
nikmat Tuhan-mu yang mana lagi yang kau dustakan? (QS. 55:55) Ayat di surah romantis
yang diulang sebanyak 13 kali ini sungguh menyadarkan bahwa ketika masih banyak
hal yang dapat kita syukuri, kenapa masih mengeluh?
Ahad,
25 Januari 2015. Empat hari paska kecelakaanku di Pacitan, aku bersyukur pada
Allah yang memberikan kesempatanku untuk hidup, berjalan, dan datang ke acara
yang telah kuniatkan sejak akhir Desember 2014 lalu, Jogja Menghapal.
![]() |
Semoga berkah. doc.pribadi |
Sesaat
setelah terpental di aspal, aku tak bisa bangun (baca celotehanku; Teguran
Indah dari Allah). Menggerakkan kaki dan punggungku saja tak bisa. Maka, ketika
Allah memberiku kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu di taman surga ini.
Sungguh hal yang sangat mengharukan dan kusyukuri.
Dari
depan gang kosanku, aku naik ojek sampai ke pasar Gamping. Tak lama setelah
menunggu, bus jalur 15 yang langsung menuju kampus UGM berhenti dipertigaan
pasar Gamping arah ke Godean. Aku naik dan memulai perjalananku bersama
penumpang yang lain.
Sekitar
45 menit kemudian, aku berhenti tepat di depan masjid UGM. Beberapa penghapal
Qur’an anak-anak dan remaja berkumpul di parkiran depan masjid. Haru
melihatnya, beberapa memegang Al-Qur’an dan berkomat-kamit.
Aku
naik tangga menuju halaman masjid UGM, dengan berpengangan ke tiang tangga, aku
berhasil naik dengan menahan sedikit ngilu di pinggan dan kaki kanan. Saat
sampai di puncak tangga, aku kembali terharu melihat antrian yang panjang.
Antrian calon ‘penyetor hapalan’. Kebanyakan masih muda. Bahkan ada anak yang
mungkin masih duduk di bangku PAUD.
Bingung
dengan antrian panjang, sambil menunggu Novi, adik tingkatku, mahasiswa
pertanian UNIB yang kebetulan saat itu sedang magang di Joglo Tani, aku
memutuskan untuk murojaah di lantai atas masjid.
Sekitar
jam 2, aku ikut mengantri karena antrian yang tidak terlalu panjang. Oleh panitia,
kami diberi sertifikat, donat, air gelas mineral, dan 1 pin. Selang beberapa
menit, si Novi datang lalu mendaftar di tempat, kami murojaah bersama.
Usai
sholat ashar, kami mengantri untuk setoran hapalan. Masha Allah… ramainya
antrian, ada rasa haru dan malu. Haru melihat semangatnya hamba Allah dalam mengahapal
Al-Qur’an, dan malu karena melihat anak-anak SD dan SMP setorang empat surat
istimewa, Al-Mulk, Al-Waqiah, Yassin, dan Ar-Rahman. Sedangkan aku baru hapal 1
surat istimewa.
Setelah
Novi setoran, giliranku yang diuji hapalannya. Aku menyetor 1 surat istimewa
dan 4 surat dari Juz ‘Amma (juz 30). Alhamdulillah, walau tertatih (duuuh
malunya), aku masih dapat menyelesaikannya.
Pengalaman
Jogja Mengahapal-ku yang pertama ini membuatku kembali semangat. Bismillah, ku
niatkan untuk mengikuti Wisuda Akbar di tahun 2015 dengan menyetor ke-4 surah
Istimewa, Insya Allah.
![]() |
Jogja Menghapal Qur'an 2015 (doc.pribadi) |
Semangat
Menghapal!!!
Start
from Now, and get the Jannah!
<*>
www.wisata-corner.blogspot.com
pin 7513DADB
Voe Nahl
Belajar dari Khadijah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas silaturahminya.
Tolong tinggalkan jejak Anda. Salam Ukhuwah. ^.~