Hidup adalah jual beli, maka jadikan Allah sebagai mitra bisnis, kemudian jadilah entrepreneur sejati. Hidup hanya sekali dan mesti manfaat!! Selamat datang di Blognya si Voe. ^_^ Salam ukhuwah.

Sabtu, 16 Mei 2015

Surat Cinta untuk Nta

Bismillah “Barakallahulaka wa Baraka alaika wa jama’ah bainakuma fii khoir”

Dear Gita Meylinda Sari,
Sahabat yang kucintai karena Allah SWT.

Akan ku untai kata demi kata dan ku pintal kalimat demi kalimat dalam rangka memperingati hari dimana kau telah menjadi halal untuk seorang lelaki pilihan Allah SWT. Hari dimana satu persatu memoriku dalam membersamai dirimu muncul dalam ingatanku. Ku tulis ia dalam sebuah surat terbuka, agar kau dan suamimu tahu, betapa ukhuwah yang pernah kita bangun karena Allah SWT, begitu indah.

Sahabat…
Kita pertama kali bertemu di kelas putih-biru pertama kita. Kelas VII.3 SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Dan… maaf… Aku masih ingat waktu di pelajaran fisika, guru fisika kita memanggilmu dan menceramahimu di depan student yang lain, gara-gara pena sisir itu (hihihi… ups!!) Sebenarnya aku tak mau mengingatnya, tapi memori itu susah hilangnya, karena sejak saat itu aku mulai memperhatikanmu.

Dream yang Terucap dan Dream yang Tertulis

“Assalamu’alaykum Wr. Wb. Nama saya Hajjah Voettie.” Salamku sebagai pengantar pertanyaan yang akan kulayangkan pada seorang Ustad yang selama ini hanya kulihat dari layar kaca.

“Wa’alaykumusalam. Masya Allah… ini belajar ini!!!!” Serunya menjawab salamku. Aku tersenyum. Sebenarnya, aku memakai kata ‘Hajjah’ di depan namaku adalah sebab musebab sebuah ‘doa’ yang menjadi dream yang terucap dan dream yang tertulis, yang merupakan tema dari pengajian kali ini. Pengajian yang dilaksanakan oleh Humairo, Jogja.

Brosur Pengajian Humairo Jogja 2-5-2015

Sabtu, 02 Mei 2015

Berkah ber-ODOJ (Waqaf Waktu)

Kejadian Januari 2015 lalu tak bisa terlupa begitu saja. Kejadian dimana aku beserta temanku mengalami tabrakan di Pacitan. Aku terbang hingga beberapa meter dari kejadian, aku merasakan kepala, badan, dan kakiku membentur aspal. Hingga detik ini pun aku masih bisa mengingat tulangku beradu kencang, dan berbunyi.

Ini kali ketiga aku terjatuh dari motor, setiap kali jatuh aku masih bisa bangkit dan berjalan (atas izin Allah). Namun, kali ini aku telah mencoba sekuat yang kubisa, sambil mencari teman yang memboncengku. Kepalaku cuma mampu mendongak sedikit, lalu badanku benar-benar tak bisa digerakkan lagi. Aku beristighfar. Badanku ngilu, tulangku sakit. Allahu…

Temanku dan beberapa warga membantu berdiri, tapi badanku terlalu berat. Kali ini dia tak mau menerima responku. Kata warga aku pingsan. Tapi, sebenarnya aku masih mampu mendengar apa yang mereka bicarakan. Hanya saja badanku memang tak bisa merespon.