Hidup adalah jual beli, maka jadikan Allah sebagai mitra bisnis, kemudian jadilah entrepreneur sejati. Hidup hanya sekali dan mesti manfaat!! Selamat datang di Blognya si Voe. ^_^ Salam ukhuwah.

Senin, 27 Desember 2010

AKU CEMBURU DAN PATAH HATI, salahkah?



Cemburunya seorang istri/perempuan adalah tabiat wanita.
Cemburunya laki-laki/suami adalah syar’i.

SMS yang kuterima ini mengawali hariku pagi ini.
Ku forward SMS yang sama dengan salah satu saudariku, yang kucintai karena Allah.
Tak lama SMS ku bersahut.

Kalau cemburu pada saudarinya?

Ya Robb. Aku menangis kembali (mewek.com). Kuperiksa hatiku. Ada luka di sana, ada cemburu, bahkan patah hati juga meradang. Astaghfirullah. Aku sadar, Aku CEMBURU. Aku perlu menata hatiku.
Ku balas,..

Hiks.. itu menyakitkan bagiku.

Huaaah… betapa inginnya kuteriakkan penatnya hatiku pagi ini. USai mengadu dengan Allah malam tadi, cukuplah bagiku menyimpannya dan kuadukan kembali di pagi hari menjelang dzuhur nanti.

Aku memang seringkali disebut “cewek” gak normal sama saudari, sahabat, bahkan kakak-kakakku karena susah atau mungkin belum pernah suka dengan lawan jenis. Walau ke”tidaknormalan” ini tergolong aneh, tapi menikmatinya sungguh indah. Hehe.. namun, beda dengan halnya dengan akhwat atau perempuan, aku cepat sekali menyayangi mereka. Lama tak bertemu, cepat sekali rindu rasanya.

Ini bukan kali pertamanya aku merasa cemburu bahkan patah hati. Beberapa saat yang lalu, aku bersama saudariku merasakan rasa yang sama terhadap seorang ukhti. Tatkala kami tahu apa yang menyebabkannya mundur dari dakwah. Runtuh sudah air mata ni. Menyakitkan. Aku cemburu tatkala ikhwan itu menggantikan posisi kami. Aku cemburu tatkala ikhwan itu lebih mempesonanya. Yang lebih menyakitkan, dia rela menggantikan posisi Allah dan dakwah di hatimu dengan ikhwan itu.

Kali ini, terulang kembali.

Inikah salahku, karena tidak memberikan hakmu dari ku? Maafkan aku jika ada dari dirimu yang terabaikan. Sungguh, aku mencintaimu karena Allah, dan aku cemburu.

Cemburu, saat aku tahu kau sering jalan berdua dengannya. Ya, HANYA BERDUA. Oh, tidak, tentu saja ada yang ketiga, yaitu, SETAN!! Ya, selama ini kau tidak berdua, tetapi bertiga bersama setan. hiks.. aku cemburu, ukh…

Tak lama setelah aku tahu kau sering jalan ber”tiga”, aku tidak hanya cemburu, bahkan PATAH HATI saat kulihat kau relakan badanmu disentuhnya. Ya Robb, betapa aku menyayangkan dirimu yang rela tubuh berbalut jilbab itu disentuh dengan laki-laki yang tidak halal bagimu.

Tak takutkah kau menjadi “daun” yang lebat mengayomi dakwah, lantas kemudian “layu” gugur berserakan karena waktu.

Tak takutkah kau menjadi “buah” yang manis dan ranum, lantas “busuk” disentuh ulat.

Ya ukhti…
Aku tahu kau pasti tahu kalau Allah itu Pencemburu.
Janganlah kau sisikan Allah dihatimu dengan laki-laki itu.

Karena…
Karena kau belum merasakan sakit saat laki-laki itu meninggalkanmu.
Karena kau belum merasakan hancur saat dia pergi begitu saja.
Kenapa kau rela menggantikan Allah yang jelas-jelas tidak akan menyakiti dan menghancurkan hatimu dengan laki-laki, yang tentu saja tidak sayang denganmu.

Jika dia sayang denganmu, ku yakin dia
TAK KAN PERNAH MENGAJAKMU BERDUA DENGANNYA.
TAK KAN PERNAH MAU MENYENTUHMU SEBELUM MENJADI ISTRINYA.
TAK KAN PERNAH MENGAJAKMU BERMAKSIAT DENGANNYA.

Hemmmmmmph…
Ber-SABAR-lah.
Allah akan menjawabnya di “SAAT YANG TEPAT”
Karena dia “CERMIN” dari diri kita
Mari sama-sama kita “MEMPERBAIKI DIRI”
Karena semua
“INDAH PADA WAKTUNYA.”



By: *Voe*
“Be Khadijah-nya Muhammad”
Kupersembahkan pagi ini untuk senyum kepedihan,
Tak kubiarkan ia tetap menggerogoti hatiku.
Akan kutata hati ini kembali.
Karena sejatinya, kita butuh dakwah!


Jumat, 08 Oktober 2010

Surat untukmu, Nak; “Goresan Hati untuk yang Ku Kenal Lewat Hati”

Surat untukmu, Nak; “Goresan Hati untuk yang Ku Kenal Lewat Hati”

good girl
Sepenggal surat ini kutulis melalui hati yang menggerakkan jemari, spesialuntukmu, Nak. Dari calon Ibumu.
Hari ini, lama sebelum Ibu mengenalmu, ibu menulis surat untukmu, Nak. Ada harapan,cinta, dan luapan sayang yang Ibu tulis jauh sebelum ibu merasakan kehadiranmudalam dekapan kasih Ibu.

Ibu mengenalmu, bukan lewat fisik, tapi lewat hati. Sekarang, Ibu memang belumbisa melihatmu dengan mata indrawi Ibu. Tapi, ibu bisa melihat dirimu di dalamhati Ibu. Melihatmu beranjak besar, juga melihatmu merapikan kerudung kecilyang tampak miring di mukamu. Mengganti celana bermain dengan rok yang Ibujahit untuk hadiah puasa pertamamu. Dan hal terindah yang ibu lihat adalah saat kau bisa membantuorang lain dengan senang hati. Sungguh, kamu meneduhkan pandangan Ibu. Ibumelihatmu bersemi dengan pakaian terindahmu, taqwa.

Ibu mengenalmu, bukan lewat suara merdumu, tapi lewat hati. Hatiku mendengarkantangisan pertamamu saat terlahir ke dunia yang pecahkan keheningan malammencekam, Ibu akan menangis haru saat itu. Ibu juga mendengar ayahmu,melantunkan adzan ke telinga kananmu dan iqomat di telinga kirimu. Kemudian,saat kau mulai belajar bicara, Ibu mendengar panggilan “Ibu” keluar dari mulutmungilmu. Hati Ibu juga bisa mendengar lantunan hapalan Qur’anmu yangterbata-bata saat kau setorkan pada Ibu di usia menginjak dua tahun.

Ibu mengenalmu, lewat hati, Nak. Terasa begitu indah membayangkan bisabersamamu. Bersama seorang anak dambaan hati. Ibu sangat bersyukur, Allahmenitipkanmu pada Ibu dan Ayahmu. Tentu saja, Ibu akan menjaga amanah inisebaik mungkin, mengenalkanmu pada Sang Pencipta, memberikan cinta dan kasihyang tulus, serta mendidikmu agar menjadi anak solehah. Generasi harapanbangsa, bahkan Ibu sangat ingin engkau nantinya menjadi Ibunda para Ulama, yangmemiliki anak-anak soleh dan solehah.

Duhai anakku yang kukenal lewat hati, amanah dari Sang Pemilik Hati yangmemiliki 99 nama yang indah, Asmaul Husna, Ibu dan Ayah akan memberi nama yangindah dan bagus untukmu. Nama yang berarti do’a dan harapan Ibu dan Ayah. Ibutak mau durhaka kepadamu, dengan memberi nama yang asal dan berarti buruk. Ibutak ingin nantinya saat di hari pertanggungjawaban kau berkata kepada Allah,“Sebelum aku durhaka pada Ibu dan Ayahku, mereka sudah mendurhakaiku terlebihdahulu, dengan memberiku nama yang buruk.” Sungguh, Ibu tak ingin ini terjadi,Ibu ingin berkumpul bersama ayah dan anak-anak Ibu di surga, bertetangga denganRasulullah, Khadijah, Sahabat dan Anbiyah.

Duhai anakku yang Ibu kenal lewat hati. Ibu belum pernah bertemu langsungdengan para Sahabiyah. Tapi, Ibu sering membaca tentang kisah mereka, yangakhirnya membuat Ibu rindu ingin jumpa. Masih adakah orang seperti mereka dizaman sekarang? Zaman yang orang jahat dan baik sekalipun bisa mendapat fitnah?

Anakku, harapan Ibu tak kan pupus. Ibu ingin kau belajar dari wanita-wanitaseperti mereka. Ibu ingin kau bisa sesuci Maryam, itulah kenapa ibu telahmengajarimu untuk menutup aurat sejak kecil, agar tak ada laki-laki yang bisamenyentuhmu seenaknya. Ibu ingin kau sekuat Asiyah, istri Fir’aun yang dengantegas mengumandangkan agama Tauhid, karena ibu ingin engkau menjadi anak yangkuat saat ada badai fitnah datang menghempas. Ibu juga ingin kau sepertiKhadijah yang dewasa, sabar dan setia. Pengusaha baik hati dan sepenuhnyaikhlas terhadap suaminya. Dan ibu juga ingin kau setegar dan sesolehah Fatimahyang selalu beribadah pada Allah, mencintai Rasulullah dan menjadi ibu darianak-anak soleh seperti Hasan dan Husein.

 Menjadi bunda dari Ulama adalah impian Ibu, tetapi, menjadi Ibu dari seoranganak yang merupakan bundanya para Ulama adalah hal istimewa yang ibu rasakan.Walau sekarang Ibu hanyalah wanita biasa, tapi ibu ingin kau menjadi wanitayang istimewa, yang menyeru manusia pada kebajikan dan mencegah padakemungkaran.

Duhai anakku, tak ada yang perlu kau takuti di dunia ini, kecuali Allah. KarenaAllah akan menjagamu, saat kau lepas dari penjagaan ibu. Kau tak perlu merasasedih jika suatu saat kau dikucilkan teman sepermainanmu karena pakaiantaqwamu, tenanglah anakku, ada Allah yang akan menentramkan hatimu. Namun,ingatlah anakku, Allah juga akan menghukummu jika kamu lalai pada-Nya. Olehkarena itu, letakkan akhirat di hatimu, agar akhirat bisa mengatur hidupmu danletakkan dunia di tanganmu, agar kau bisa mengaturnya dengan sesuka hatimu.

Duhai anakku, Ibu ingin menjadi orang pertama yang mendengar ceritamu dan keluhkesahmu. Nak, Ibu tidak ingin menjadi seorang Ibu yang hanya kau kenal lewatfoto dan namanya saja. Ibu tak ingin menjadi Ibu yang tak kau jumpai saat kaubangun pagi, karena Ibu sudah pergi bekerja, dan Ibu yang tak kau jumpai saatmalam hari, karena saat ibu pulang kerja kau sudah tertidur pulas. Tidak! Ibuingin menjadi ibu sekaligus sahabat yang baik untukmu. Yang bisa kau temuisesuka hatimu, yang bisa kau ajak berbincang kapanpun kau mau.

Wahai calon bunda solehah, Ibu ingin menghabiskanwaktu untuk ibadah kepada Allah. Salah satunya adalah mendidikmu menjadi anakyang solehah. Ibu ingin engkau belajar memasak bersama ibu, mengurus pekerjaanrumah bersama ibu, menemukan kecenderungan prestasi bersama Ibu. Hingga nantiengkau akan menemukan kecenderungan akan prestasi dirimu, tentu saja ibu akanmendukungmu sepenuh hati Ibu, selagi apa yang kau lakukan tak bertentangandengan nilai agama kita.

Anakku, akhwat kecil yang kusayangi karena Allah.Tumbuhlah dalam cahaya Islam dengan keimanan. Tumbuhlah menjadi muslimahtangguh nan suci, dambaan Islam dan bangsa. Belajarlah menjadi muslimah yangmencintai Allah, karena dunia akan mencintai orang yang mencintai Allah.

Duhai, bidadari kecilku, tahukah kau bahwa di surga sana ada bidadari bermatajeli, perawan dan tak pernah disentuh siapapun? Ternyata mereka cemburu denganmuslimah bumi yang membasahi tubuh mereka dengan air wudhu. Dan dengan airwudhu engkau akan tampak cantik. Walau mata fisik tak melihatmu cantik, tapiyakinlah mata batin dan hati akan melihatmu jauh lebih cantik.

Wahai lebah kecilku, yang kuharap bisa bermanfaat untuk banyak orang, jadilahseperti lebah yang berasal dari hal yang baik dan menghasilkan hal yang baikpula. Dimana hasil yang baik ini sangat bermanfaat untuk orang yangmengunakannya.

Anakku, jika kau sudah baligh nanti dan Ibu bersikap keras padamu, ketahuilahbahwa Ibu sangat menyayangimu. Maafkan Ibu jika nanti Ibu tak mengizinkamukeluar malam tanpa didampingi ayahmu, Nak. Anakku, aku tak ingin kau menjadimuslimah lempem karena cinta nafsu belaka. Ibu ingin engkau menjadi muslimahtangguh, mujahidah yang istiqomah pada ajaran Allah. Walau terkesan berlebihan,tapi ibu sangat ingin melindungi dan menjagamu, maafkan ibu jika nanti ibu jugamembatasi pergaulanmu dengan lawan jenis yang bukan mahrammu. Sungguh inisemata karena ibu sangat menyayangimu. Ibu harus menjagamu, hingga nantiKsatria Langit yang di utus Allah datang menawarmu.

Nak, sebagai seorang Ibu, maka sepantasnyalah Ibu ikut campur dalam pemilihanuntuk pendamping hidupmu kelak. Seorang yang mencintai Allah dengan ikhlas,yang baik tutur dan perilakunya. Sebab, gen yang baik akan mempengaruhiperkembangan seorang anak, menjadi durhakakah atau solehkah. Sehingga, saatnanti engkau pergi bersama Ksatriamu, ibu ikhlas melepas dirimu untuk jihadmenjadi seorang Ibu.

Duhai permata hati yang kukenal lewat hati, inilah surat dari calon ibumu, Nak.Surat yang dibuat sebagai cerminan untuk perbaikan diri Ibu. Ibu harap, saatnanti ibu melihat wajahmu, mendengar suaramu, dan merasakan dekapanmu lewatindrawi fisik Ibu, ketahuilah, Ibu telah mengenalmu jauh sebelum engkau ada. Dan ibu mengenalmu lewat hati, Nak.

________THe End_______

Kamis, 23 September 2010

Jilbabku mau diGunting


Di  atas motornya, di tengah guyuran hujan, aku memasang telingaku tajam-tajam, agar bisa mendengar ceritanya. Dia mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang. Saat itu aku tidak memakai helm, sehingga air hujan menusuk-nusuk kepalaku, menampar mukaku, dan membasahi jilbabku.

“Ukh, apa ana harus rusak dulu ya?” Tanyanya padaku.

“Maksudnya?” Aku tak mengerti dan balik bertanya.

“Tadi pagi ana nangis lagi. Jilbab ana mau digunting, ukh.” Suaranya sayup-sayup terdengar.

“Astaghfirullah. Kenapa? Siapa yang mau motong jilbab anti?” Aku menjadi cemas.

Selasa, 21 September 2010

Jangan Jadikan Jilbabku sebagai Alasan


 Menjadi seorang muslimah sejati adalah perjuangan bagiku. Hidayah itu muncul sejak aku mengenal seorang guru bercadar di SMP. Menjadi seorang guru di sekolah negeri umum, dengan pakaian yang hanya menyisakan dua mata itu bukanlah hal muda menurutku. Teman-temanku bilang beliau adalah seorang teroris, ada juga yang berbisik-bisik kalau beliau itu cacat, lebih parahnya teman laki-lakiku sering nyanyi ninja Hatori saat dia lewat. Dan aku tak menyangka, dahulunya aku bagian dari mereka, bagian dari segerombolan pengolok-olok.
 
Ntah kenapa, diam-diam aku mulai penasaran. Benarkah beliau seorang teroris? Apakah beliau termasuk salah satu aliran sesat? Atau memang wajahnya begitu buruk?

Rabu, 04 Agustus 2010

Antara Ana, Anti, dan Komitmen Nahnu

Antara aku, kamu dan komitmen Kita....

Lantai dua rumahmu menghantarkan diriku untuk menemuimu. Sebuah cerita besar siap diletupkan dari bibirmu. Pagi ini di ruang petak sambil mendengar sebuah musik kontemplasi, di mulailah sebuah keputusan dan pengharapan.

Keputusan besar, lebih besar dari umur kami.
Keputusan besar, lebih besar dari badan kami.

Bahkan mimpiku tadi malam menandakan kegelisahanku.
Bahkan ketidakyakinanku menandakan inilah yang akan terjadi.

Walau istikharah telah bergantu hajad.
Hajad berganti pengharapan.

Satu yang pasti, kau bidadari hebat dengan hati yang terjaga.

Di lantai dua rumahmu. Kita saling bergenggam.. Mematikan sebuah keputusan dan menuju sebuah harapan.

"Aku ingin punya banyak anak. Anak yang mendatangkan ridho Alloh. Multi Level Marketing terindah ini, haruslah aku menjadi salah satu dari pemainnya. karena, membina satu wanita sama dengan membina satu bangsa."

"Aku merindukan sosok putih abu-abu dan keindahan ukhuwahnya. Aku merindukan sosok jilbab putih yang penuh gairah melangkahkan kakinya menaklukan debu melintang."

"Sebuah komitmen pasti!! Terkadang ada banyak hal yang harus dikorbankan, termasuk semua impian-impian itu. Ya, mereka lebih butuh kita. Dan biarlah Alloh yang mengganti kelezatan semua impian itu."

"Cemburu aku tatkala tahu uang kas LDK mereka, 50 juta. Angka yang spektakuler yang dimiliki oleh para mahasiswa dan itu di dapat dari hasil yang mandiri. Dan semua ini adalah nominal dari sebuah proses. Proses. Segala sesuatu diawali dengan proses. Mereka sekedar langsung sukses, mereka sukses karena proses. 70% dari muslimah, mengenakan Jilbab. Ini suatu angka yang luar biasa. Menangis haru aku dibuatnya. Ingatlah semua kejadian di FISIp yang aku rasa wanita berjilbabnya saja tak lebih dari 5% saja. Inilah proses. Dan aku harus berada di proses ini."

"Biar nanti Alloh yang membalasnya. Aku tentu mengharap imbalan dari semua ini. Aku mengharap ridho dari Allah."

Di ruang itu... Satu komitmen lahir.. "WELCOME to NEW DAKWAH"

Insya Alloh... Kan kufokuskan diri untuk memperbaiki diri... Kan kufokuskan diri untuk bersama ukhtyna tercinta...

Good Bye,,, T.T

Senin, 07 Juni 2010

Sudah Tabrakan, Kena Tampar Pula

Udah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin begitulah kata2 yang pas buat akhwaters IMC, sudah tabrakan dapat tamparan pula.. xixix :D kejam mamat bahasanya si Voe.

Mana enggak?? Ane mau bagi story ma ukhty, sekalian ngingetin para hamad tercinta akan bubar kita pada Senin sore ini. dengan hujan dan ukhuwah kita pulang dengan hangat... hemph... Mulai...

Kalau ente kenal dengan akhowat IMC (FISIP poenya), eeeitzzz, tunggu bentar kalau ente merasa IKHWAN, berhenti membaca ini, dan pergilah jauh2 dari catatan ane.. karena ini bukan konsumsi buat klian... NGERTI?!!!

Hamad,,, inget gak klu Qt mayoritas dari hamad gak cuma para hamad tapi juga buat para akhwaters IMC kerend, punya akhowat yang khas punya.

Salah satu kebiasaan, yg mungkin udah jadi cap, "WAH AKHWAT FISIP BANGET!!!" adalah perilaku kita yang sering tabrakan.. eitzzz,, tabrakan warna baju cin!!! baju, rok, ame jilbab yg gak sepadan warnanya..

Tapi, sore tadi dapat tamparan yang soleh banget dari seorang ikhwan berlabel ustad yang ngisi tausiyah kader IMC sekalian iftor bareng,. kata Beliau, "Akhwat itu juga harus memperhatikan penampilannya, jangan pula pake pakaian yang warna-warni, jadi seperti pelangi. Pakailah pakaian yang sepadan warnanya," gitu sih kurang lebih...

Ghok!!!!

Spontan beberapa hamad plus yg lain, cekikikan menertawakan diri mereka sendiri yang notabene nya hobi tabrakan. Yeah, hari ini udah tabrakan kena tampar pula.. hihihi... note yg garing!!!

Jumat, 29 Januari 2010

Mereka di Tengah Aksi

Aksi di tengah guyuran hujan kali ini emank luar biasa. Sangat luar biasa. Bukan. Bukan para orator yang menarik perhatianku kali ini. Tapi ada beberapa orang di antara para demonstran yang membuat mataku lekat pada mereka.

1.    Seorang Kakek Bertongkat
Humph, aku memang tak tahu namanya. Tapi, tampilan fisik yang begitu terngiang dalam ingatanku ialah kakek itu memegang tongkat untuk membantunya berjalan. Saat hujan mulai turun rintik-rintik di jalan Soeprapto, kakek itu selalu mengawasi kami dan mengikuti kami dari samping. Kemudian, tampak ia berbicara dengan beberapa aktivis demonstran di barisan laki-laki. Lalu tak lama ia menuju demonstran wanita dan berteriak seraya berdoa, “Semoga hujan ini berhenti. Berjuanglah kalian, uang kita sudah banyak di ambil mereka (birokrasi-red).” Ya, kurang lebih begitulah. Tak ku sangka ia tetap memantau hingga orasi di Simpang Lima.

Kamis, 28 Januari 2010

PERTANGGUNG JAWABAN NILAI IP

Libur telah tiba… libur telah tiba.. Horey!! Horey!! Horey!!
Huuuuu :-p Enak aja tanggal 1 Februari masuk lagi ey!!!



Nah, gimana sob hasil IP pertama-nya?? Eitz, jangan tanya-tanya diriku. Semoga sobat semua mendapat nilai yang memuaskan. Allahuma Aamiin. Yang IPnya di atas 3,00, semoga dapat mempertahankan prestasi akademiknya, dan yang dibawah 3,00, walaaah kok bisa?! Hehe.. Mari bergerak dan lebih berusaha lagi (jiaaah, sok banget lo Voe!!)

Hemph, setelah menikmati 5 bulan kuliah, berasa banget ya bedanya ama SMA dulu. Sob, ane kepengen cerita nih. Jujur ye, perasaan (dasar cewek!! Maen perasaan mulu!!) kok ane kayak gak da liburnya ya. Huehe.. Ampir tiap hari go to dekanat cuma buat ngeliat nilai, eh huruf maksudnya. Trus keliling bolak-balik buat ngisi KRS. Ada yang bilang nunggu LHS, ada yang bilang isi aje dulu ntar kan ada yang namanya perbaikan KRS. Owh,, macam tuh.. Ada yang begini dan ada yang begitu, hingga akhirnya 12 SKS nyender di KRS semester 2-ku.

Lucu ya, perubahan luar biasa ini ternyata terjadi juga tiap akhir semester. Jadi rindu sekolah nih sob. Delapan bulan lalu, deg-degan baris ke lapangan wanti-wanti siapa yang juara I (walau ane yakin bukan ane yang di panggil!!), trus nunggu di luar kelas sambil liat ortu ngambil rapot, ngeliat angka dan huruf, trus udah bagi rapot, ya udah libur dewh. Ceeesss,, libur euy!! Walau pada akhirnya 2 minggu membuatku berkarat di rumah, xixi :D malas mandi sih!!

Sekarang, lain beud ya!! Ane denger dari father ampe dosen PA ternyata kita bisa ngambil makul semester atas jikalau IP mencukupi. Ceritanya sih, biar cepat tamat. Jiaaah, tamat?? Nyandang gelar dong!! Voettie Wisataone, S.Ikom. Jiaaaah,, Allahuma Aamiin. Kascau!! Lurusin niat Voe!! Kuliah buat apa hayooo?! >,<

Luruskan NIAT!!!

Menuntut ilmu emang harus ada niatnya. Dan tergantung kita niat karena apa. Kuliah buat apa dan belajar buat apa. Pengend nyari jodoh, biar dapat gelar, atau bahkan biar dibilang pinter, ato mau jadi pengangguran intelek. Ya, silahkan sob semua pilih niatnya yang mana. Tapi, kalau menurut lubuk hatiku yang suangat duaaleeem, kayaknya rugi deh susah-susah nuntut ilmu kalau niatnya cuma segitu doank. Jiaah, afwan sob, gak bermaksud menggurui, lagi juga ane kan gak kuliah di fakultas keguruan. Piiiz V^_^


SEMUA BAKAL DIPERTANGGUNG JAWABKAN!!



Ngeri ahk, kalau udah denger “PERTANGGUNGJAWABAN” kadang-kadang ane jadi keki gemanaaa getho!! Kayak ada beban berton-ton, hehe, keserempet air hujan aje bisa kram, apalagi berton-ton, halah.

Yup!! Apa yang kita lakukan di dunia ini bakal dipertanggung jawabkan. Dan kagak ada yang luput dari perhitungan. Noh di sebelah kanan dan kirimu itu loh, ada malaikat dengan catatat-catatannya. Kira-kira yang mana yah yang paling sibuk? Moga yang kanan deh. Aamiin ya Mujib.

Kalau udah menyangkut masalah ujian perkuliahan, tentu saja “pertanggung jawaban” yang dimaksud ialah “HURUF”. Kalau di kampus ane ya, tau deh di kampus yang lain, mudah-mudahan sama. Kalau dapet huruf A itu pointnya 80-100, Huruf B 70-79, Huruf C 56-69, Huruf D 45-55 dan huruf E <45, bahkan ada yang F, hah?! Dapat F? Kemana aje lo!!

1. Tanggung Jawab pada Allah
Asli, ngeri deh kalau udah bahas masalah ginian. Kadang ane ampe merinding kalau cerita kek ginian sama adinda2 ane. Takut bener. Iya, nilai kita itu bakal kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah nanti. Nah lo, gimana cara diri kita mencetak angka itu. Dengan cara ngepeks, nyonteks, atau apalah istilahnya pokoknya dengan cara yang kagak halal. Aduhai, nilai A manis bersandar tapi ternyata dari hasil nyolong. Yah, Wallahualam.. Tekatin yuk, kedepan kita pasti BISA!!! Tanpa nyolong, dan luruskan niat!!

2. Tanggung Jawab ama Ortu
Nah ini nih yang kadang bikin pengend nangis kalau C ato D bertengger sadis di LHS. Kagak sanggup ngebayangin muka abi wa ummi (amboooi, panggilan-nyo!!) saat mereka melihat huruf itu, apa lagi kalau IP-nya 1 koma, oaalaaah, hiks T_T. Keep Semangat deh, moga ke depannya Qt bisa jadi lebih baik. Kalau kita udah berusaha sekuat Qt, Qt coba jelasin ke Ortu,”Hemph, mah pah, Insya Allah semester dua , anandamu ini bisa menjelajah ke A atau B kok. Mah Pah do’ain ya.” Jiaah,, gua banget!!

3. Tanggung Jawab ama Diri Sendiri
Capek deh kalau dapet nilai E tapi kita gak ngerti apa-apa ama makul kita (yah wajarlah!!). Tapi lebih gaswat lagi, kalau dapat A tapi kagak ngeeeh ama makul kita. Semisal pembelajaran about Bahasa Indonesia dapet A, tapi gak ngaruh apa-apa, praktek berbicara bahasa Indonesia masih aja amburadul. Oalah, itu bukan kita kan?!

4. Tanggung Jawab ama Masyarakat
Kepikir gak sob, suatu saat nanti, ilmu yang Qt dapat itu salah satunya pengabdian pada masyarakat (yah, kayak KKN itu loh!!) Sedih gak seandainya ilmu yang Qt dapat tapi gak bisa dipakai di masyarakat. MAlu gak Voe, seandainya ente jadi sarjana ilmu komunikasi, tapi ente gak bisa mengamalkan ilmu yang ente punya buat masyarakaT!! :-( Intinya, gak guna IP 4,00 kalau gak bisa ngapa-ngapain. Jadi gondok nulisnya, kalau ane inget kata-kata ini, “Setinggi-tinggi ilmu seorang wanita, nantinya juga jadi ibu rumah tangga.” But, emang iya sih, madrasah pertama kan dari seorang ibu. Ibu?? Yah, kita ialah calon seorang ibu!!

Hemph, mungkin itu aja yang bisa ane sampaikan. Sob, Moga kita dapat mempertanggung jawabkan ilmu yang Qt punya. Kalau pun IP kecil, so what gituloh!! Nah, kalau IP gede?? Hemph, traktir ane dund, sebagai rasa syukur ente pade!! Keep Semangat!!! KITA BISA!!!

Ratusan Demonstran Evaluasi 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono



Bengkulu- Sekitar 200 demonstran yang terdiri dari beberapa BEM Universitas dan OKP provinsi Bengkulu berkumpul di halaman Masjid Jamik. Kamis, 28 Januari 2009, pukul 09.00, para demonstran melakukan longmarch menuju Simpang Lima. Beberapa perwakilan dari OKP yang terdiri dari BEM UNIB, BEM UMB, BEM IAIN, BEM UNIVED, BEM UNRAS, KAMMI, GMNI, HMI melakukan orasi.


Mereka menuntut SBY untuk segera menyelesaikan kasus century gate, membasmi koruptor, serta menindaklanjuti kasus DISPENDA-gate Bengkulu. Melyan Sori, seorang aktivis Mahasiswa memberi nilai E dan rapor merah untuk pemerintahan 100 hari ini. Demo kali ini tidak hanya mengevaluasi pemerintahan 100 hari SBY-Boediono, namun juga menuntut Gubernur Bengkulu, Agusrin M.Najamudin untuk mundur.

Rabu, 27 Januari 2010

Be A Jurnalist

Bismillahirohmanirohim…


Assalamu’alaykum Wr. Wb..


Aku berlindung kepada Allah SWT dari segala perilaku buruk yang bisa merusak iman dan rasa cintaku pada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, dan Rasulullah SAW seorang ahli komunikator yang telah mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan anshor ialah utusan dan Nabi-Nya yang terakhir.


Alhamdulillah…

Akhirnya, jiwaku tertarik lagi untuk ber-MP ria setelah sekian lama menjadi pengikut jamaah El-Pesbukiyah. Rasa sedih karena MP tercinta alias MP pertama ku gak mau di ajak damai (ngambek gak mau posting lagi, gara-gara dah lama gak di urus), akhirnya menapak langkah jemariku untuk membuat MP yang baru (padahal sebelumnya dah buat 4 MP).



beajurnalis

Itu nama MP ku yang baru. “Be A Jurnalis”. Menjadi seorang Jurnalis. Yeah, cita-cita tidak mutlak dari calon lulusan sarjana ilmu Komunikasi FISIP. Panggilan jiwa?? Ckckck.. Gak juga. Aku orang yang suka-sukaan. Suka kerja di ruangan dan suka kerja di luar ruangan. Pengend degh rasanya keliling Indonesia, bahkan keliling dunia, bila perlu keliling surga, Allahuma Aamiin, (beuh,, dasar APEL!!!). Rela berdebu, berkeringat, dan bau!!! (pantes akhowat-akhowat pada ngacir, xixixi :-D). Senangnya saat sudah mendapatkan sebuah berita, meng-edit, dan menerbitkannya. Apalagi mendapatkan berita itu dengan tantangan yang luar biasa. Waah, gila seru!!! Ada rasa bahagia dan puas tersendiri deh kalau sudah meliput dan menulis suatu berita dan itu bisa bermanfaat dan kritis terhadap orang lain. Yeah,, Hidup Jurnalis!!!


beajurnalis

Rasa tidak suka yang cukup mendalam dari berita-berita gak jelas yang sering disebut mencari klarifikasi yang bahasa kerennya infotaiment, membuatku ingin menjadi seorang jurnalis. Hey, seorang yang mencari berita (info dan hiburan) gak pantes dibilang seorang jurnalis! Ayayai!!! Negara GOSIP!!! Hampir semua stasiun TV pasti ada acara infotaiment-nya. And I hate it!! Hidup Jurnalis!!!


beajurnalis

Kawand, kalian pada tahu gak sama Palestine?? Iye, yang punya bendera berwarna merah, putih, hijau, dan hitam. Dan sampai sekarang masih ditindas sama yang namanya Zionis?? Nah, dulu, saat diriku masih SMA (masih lugu, lucu dan selalu ingin tahu <lebay mode on>), pengend banget di utus ke sana buat meliput kejadian di Palestina. Wah, malah sempat ngebayangin disandera sama ikhwan Palestina (xixixi :-D, dasar nakal!!!). Trus mereka tahu diriku ini seorang Muslimah lewat tampilan fisik diriku (jilbab), kemudian mereka mengenalkan diriku pada isteri dan akhowat mereka, dan di sanalah diriku banyak belajar tentang hidup. Dikenalkan bagaimana menjadi mujahidah tangguh. Dan saat kembali ke Indonesia, tentu kan ku-umum-kan pada dunia bahwa aku seorang manusia yang beruntung!!! Salah satu cara ku ke sana, tentu dengan menjadi “jurnalis”. Yah, terserah deh gimana kawand mandangnya





beajurnalis

Yah, diriku tahu kok, jadi jurnalis itu gak gampang. Harus siap mental dan berani. Meliput kasus pembunuhan, nah loh, pasti diriku disuruh ngeliat langsung gimana bentuk jenazah itu dan mendeskripsikannya (inilah alasanku menolak menjadi seorang mahasiswa kedokteran). Meliput sebuah kasus korupsi, yeah, diriku mesti jadi seorang yang jujur dan menampilkan apa yang tampak dan yang tak tampak dari koruptor itu. Dan seorang jurnalis sangat rentan dari terror (so, bukan cuma orang punya jabatan aja yang hobbi di terror), seorang jurnalis seringkali di ancam. Lagi juga, banyak sekarang para pemburu berita itu yang di bunuh, disiram air keras, dan dianiaya. Hiiii,, mengerikan!! Tapi, it’s life!! Kerend!! Jihad terhadap kejujuran.. ckckck… Mantaff!!!



beajurnalis

Menjadi jurnalis memang pilihan. Enakkan keliling dengan debu-debu, keringat, dan bertemu masyarakat dibanding duduk rapi di depan kamera sambil membacakan berita (soalnya emank gak da tampang tuk jadi penyiar berita sih, hoho :-D). Kalau kata temand-temand diriku, kulat, kucel, debu, hajaaaaar deh Voe!!! Hemph… Jurnalis, nice choice!! ^_^



Blog Voe yang baru nih Insya Allah berisi tentang hal-hal yang pengend aku tulis dan co-past. Terima kasih telah berkunjung. Salam Kenal dari “Akhowat Boemi Rafflessia” calon seorang “Jurnalis”.



Wassalamu’alaykum Wr. Wb.