“Salah satu pilar-pilar kebangkitan umat “Kejayaan Islam” ialah menguasai konsep-teori. Dimana ilmu-ilmu sosial rujukannya adalah Al-Qur’an dan Hadist.” (Ust. Bowo Trustco)
Itulah petikan kalimat yang diucapkan oleh Pak Bowo, trainer kelahiran 1960’an ini saat menjadi pembicara di Dauroh Murobbi yang diadakan oleh LDF MGC Pertanian. Point pilar ini membuatku tersentak dan membuka mata. Jika ilmu alamiah itu rujukannya Al-Qur’an dan Hadist, dan memiliki point-point ayat yang sangat banyak. Itu biasa. Namun, untuk ilmu sosial? Sosial itu abstrak dan berubah.
Kata-kata itu melucuti kembali semangat dakwahku di LDF-ku tercinta, Intellectual Moslem Community (IMC). Ya, bukankah Islam di Fakultas dilihat dari Rohisnya? Teringat akan cerita murobbiahku yang alumni FISIP, bagaimana sesaknya berdakwah di sana. Fitnah, tekanan, cacian, ahk sudah biasa. Tapi, itulah yang membuatku salut dengan mereka. Mereka seperti karang dihempas ombak. Kuat dan kokoh.
Aku sempat mumet dengan beberapa matakuliahku, terutama matakuliah “POLITIK”. Teori-teori yang mengadopsi dari teori-teori Barat menghiasi cerita-cerita dosenku. Belum lagi istilah-istilah mendunia dengan segala isme-ismenya. Kemudian, harus akrab dengan para dewa-dewa politik dan komunikasi, siapa lagi kalau bukan Guru Besar Filsafat, Plato, Aristoteles, Laswel, dll dengan teori-teori mereka.
Kalau bukan cerita dari Murobbiahku yang menyeimbangkannya dengan cerita-cerita politik Rosul, mungkin sudah tergila-gila aku dibuat oleh Aristoteles dan dewa komunikasi abad 20. Politik dan Komunikasi ala Rosulullah benar-benar memikat hatiku. Tidak njelimet, ribet dan sangat mudah dipahami walau susah dipraktekkan. Politik persfektif Khalifah Khilafah Islamiyah. Luar biasa. Luar biasa. Betapa mereka telah memberikan contoh (praktek) yang nyata tanpa banyak teori. Teori sejatinya Cuma satu, “Ridho Allah dan Jannah.” Rasulullah dan para sahabat telah memberikan contoh nyata bagaimana berpolitik yang benar, berhukum yang adil, dan berkomunikasi yang efektif.
Bahkan Rasulullah benar-benar membuatku tergila-gila dan pantaslah jika aku menjulukinya, “Komunikator Sejati”. Kata Dosenku yang mengadopsi teori Barat, tak ada orang yang memiliki sahabat lebih dari 4 orang, jika pun ada yang benar-benar akrab paling Cuma dua orang. Namun, 14 abad yang lalu, saat ditanya, siapakah orang yang paling dekat dengan Rasulullah, semuanya mengaku sebagai sahabat terdekat Rasulullah, tanpa terkecuali. Ya Robb, kisah ini benar-benar membuat bulu kudukku merinding. Ternyata, hanya beliau yang memiliki sahabat yang suaangaaat banyaak!!!
Belum lagi kisah pemuda usia 25 tahun, seorang buta huruf namun menjadi pengusaha sukses di wilayahnya. Yang tak kalah hebatnya, mahar untuk istrinya saja 20 ekor Onta. Uugh!!! Kereen Jiddan ey!!! Beliau benar-benar membuatku terpesona dengan komunikasi Bisnisnya, baik dalam organisasi dan lintas budaya. Pesonanya benar-benar berbinar hingga saat ini. Dan hingga sekarang, belum ketemukan seorang ahli komunikasi bisnis pun yang mampu menyayingi Rasulullah saw. So sweet.
Hmm... Tantangan ini sungguh berat, dan kuminta Allah untuk memberi kekuatan untuk mengecilkannya. FISIP adalah medan yang luar biasa. Ya Allah, mayoritas dari mereka beragama Islam. Mereka adalah orang-orang Sosial dan Politik. Tetapi, tingkahnya bukan seperti orang sosial dan politik yang muslim. Tak sanggup aku membayangkan bagaimana Indonesia ini akan dibawa jika orang-orangnya seperti itu menjadi pemimpin. Meremehkan dakwah, tak menghargai orang lain, melecehkan takbir, korupsi dana kegiatan, dll.
Ya Allah, betapa aku mencita-citakan konsep dan teori yang kami pelajari di kampus ini adalah konsep dan teori yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadis. Betapa kami mengharapkan dosen-dosen yang mengajar adalah mereka yang meng-idolakan Rasulullah bukan yang mendewakan para Aristoteles.
Jalan ini masih panjang. Saatnya membenari diri, orang-orang disekitar, hingga lingkungan. Maka, Insya Allah kita bisa mengubah dunia. Insya Allah, BISA. BISA. BISA.
*dengan doa dan air mata
*Ya Allah, aku memohon Ampun atas dosa-dosa yang telah kuperbuat selama ini.
*Betapa aku ingin pilar-pilar kebangkitan Umat ini berawal dari sebuah lembaga dakwah kecil “IMC” yang kemudian meluas di FISIP UNIB lalu meluas ke UNIB dan akhirnya dunia.
Itulah petikan kalimat yang diucapkan oleh Pak Bowo, trainer kelahiran 1960’an ini saat menjadi pembicara di Dauroh Murobbi yang diadakan oleh LDF MGC Pertanian. Point pilar ini membuatku tersentak dan membuka mata. Jika ilmu alamiah itu rujukannya Al-Qur’an dan Hadist, dan memiliki point-point ayat yang sangat banyak. Itu biasa. Namun, untuk ilmu sosial? Sosial itu abstrak dan berubah.
Kata-kata itu melucuti kembali semangat dakwahku di LDF-ku tercinta, Intellectual Moslem Community (IMC). Ya, bukankah Islam di Fakultas dilihat dari Rohisnya? Teringat akan cerita murobbiahku yang alumni FISIP, bagaimana sesaknya berdakwah di sana. Fitnah, tekanan, cacian, ahk sudah biasa. Tapi, itulah yang membuatku salut dengan mereka. Mereka seperti karang dihempas ombak. Kuat dan kokoh.
Aku sempat mumet dengan beberapa matakuliahku, terutama matakuliah “POLITIK”. Teori-teori yang mengadopsi dari teori-teori Barat menghiasi cerita-cerita dosenku. Belum lagi istilah-istilah mendunia dengan segala isme-ismenya. Kemudian, harus akrab dengan para dewa-dewa politik dan komunikasi, siapa lagi kalau bukan Guru Besar Filsafat, Plato, Aristoteles, Laswel, dll dengan teori-teori mereka.
Kalau bukan cerita dari Murobbiahku yang menyeimbangkannya dengan cerita-cerita politik Rosul, mungkin sudah tergila-gila aku dibuat oleh Aristoteles dan dewa komunikasi abad 20. Politik dan Komunikasi ala Rosulullah benar-benar memikat hatiku. Tidak njelimet, ribet dan sangat mudah dipahami walau susah dipraktekkan. Politik persfektif Khalifah Khilafah Islamiyah. Luar biasa. Luar biasa. Betapa mereka telah memberikan contoh (praktek) yang nyata tanpa banyak teori. Teori sejatinya Cuma satu, “Ridho Allah dan Jannah.” Rasulullah dan para sahabat telah memberikan contoh nyata bagaimana berpolitik yang benar, berhukum yang adil, dan berkomunikasi yang efektif.
Bahkan Rasulullah benar-benar membuatku tergila-gila dan pantaslah jika aku menjulukinya, “Komunikator Sejati”. Kata Dosenku yang mengadopsi teori Barat, tak ada orang yang memiliki sahabat lebih dari 4 orang, jika pun ada yang benar-benar akrab paling Cuma dua orang. Namun, 14 abad yang lalu, saat ditanya, siapakah orang yang paling dekat dengan Rasulullah, semuanya mengaku sebagai sahabat terdekat Rasulullah, tanpa terkecuali. Ya Robb, kisah ini benar-benar membuat bulu kudukku merinding. Ternyata, hanya beliau yang memiliki sahabat yang suaangaaat banyaak!!!
Belum lagi kisah pemuda usia 25 tahun, seorang buta huruf namun menjadi pengusaha sukses di wilayahnya. Yang tak kalah hebatnya, mahar untuk istrinya saja 20 ekor Onta. Uugh!!! Kereen Jiddan ey!!! Beliau benar-benar membuatku terpesona dengan komunikasi Bisnisnya, baik dalam organisasi dan lintas budaya. Pesonanya benar-benar berbinar hingga saat ini. Dan hingga sekarang, belum ketemukan seorang ahli komunikasi bisnis pun yang mampu menyayingi Rasulullah saw. So sweet.
Hmm... Tantangan ini sungguh berat, dan kuminta Allah untuk memberi kekuatan untuk mengecilkannya. FISIP adalah medan yang luar biasa. Ya Allah, mayoritas dari mereka beragama Islam. Mereka adalah orang-orang Sosial dan Politik. Tetapi, tingkahnya bukan seperti orang sosial dan politik yang muslim. Tak sanggup aku membayangkan bagaimana Indonesia ini akan dibawa jika orang-orangnya seperti itu menjadi pemimpin. Meremehkan dakwah, tak menghargai orang lain, melecehkan takbir, korupsi dana kegiatan, dll.
Ya Allah, betapa aku mencita-citakan konsep dan teori yang kami pelajari di kampus ini adalah konsep dan teori yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadis. Betapa kami mengharapkan dosen-dosen yang mengajar adalah mereka yang meng-idolakan Rasulullah bukan yang mendewakan para Aristoteles.
Jalan ini masih panjang. Saatnya membenari diri, orang-orang disekitar, hingga lingkungan. Maka, Insya Allah kita bisa mengubah dunia. Insya Allah, BISA. BISA. BISA.
*dengan doa dan air mata
*Ya Allah, aku memohon Ampun atas dosa-dosa yang telah kuperbuat selama ini.
*Betapa aku ingin pilar-pilar kebangkitan Umat ini berawal dari sebuah lembaga dakwah kecil “IMC” yang kemudian meluas di FISIP UNIB lalu meluas ke UNIB dan akhirnya dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas silaturahminya.
Tolong tinggalkan jejak Anda. Salam Ukhuwah. ^.~