Gara-gara ketagihan sama keindahan air terjun (waterfall).
Sekarang kalau pergi-pergi ke luar kota, maunya nyari air terjun. Perjalanan ke
Bogor kurang lengkap rasanya kalau gak menjelajahi air terjunnya #eaaa
Kebetulan (sebenarnya tidak ada yang kebetulan), salah satu
teman akrabku waktu SMA untuk sementara tinggal di Bogor bareng kakaknya.
Ceritanya dia baru sudah tes penempatan dinasnya paska satu tahun lulus dari
STAN, karena tahu aku ada di Bengkulu, jadi dengan baiknya doi menawarkan diri
buat jadi guide ke mana aja aku mau. Lah… mana bisa nolak coba?! Hehe
Adalah Tommy, temanku sang petualang owner dari
sipetualangnyasar.blogspot.com. Di antara kami alumni kelas XII IPA B, dia yang
paling sering backpakeran pergi ke luar kota. Gimana gak enak, kuliah di
Jakarta, jadi kalo mau backpakeran tinggal nyari tiket dari Jakarta (gak perlu
transit).
Kita janji buat ketemuan di Botany Square, kalo jalan kaki
dari kosan tumpanganku hehe… jaraknya sekitar 500 meter. Pas dah sama-sama ke
Botany Square, kita naek angkot menuju Mall Bogor. Nah, yang bayarin si Tommy
hehe… Udah itu kita nyambung naik angkot warna biru, lupa nomornya berapa yang
jelas dia menuju Curug Nangka.
Oh yaa… jadi ceritanya kita itu mau ke Curug Nangka. Salah
satu air terjun yang ada di Bogor, konon kata si Tommy air terjunnya bagus.
![]() |
the Curug Nangka |
Pas di angkot, ya cukup lama diperjalanannya, asli bikin
ngantuk. Hehe… Di angkot ada penampakan tulisan di pintunya. Jadi cengir-cengir
sendiri liatnya. Sadis kalau dibayangin.
![]() |
di angkot. tulisannya serem yaaak T_T (doc.pribadi) |
Kalo salah sekitar 1 jam kita nyampe di perempatan terakhir
jalur masuk angkot. Setelah diperempatan itu, angkot gak boleh masuk, karena sudah
berganti dengan wilayah pasukan ojek. Ongkos angkot dari Mall Bogor ke
perempatan Curug Nangka Rp 7.500,-.
Pas turun dari angkot, biayanya mamang ojek nawarin
tumpangan. Menurut mereka jarak menuju curug sekitar 2 KM, wah lumayan lah
kalau jalan kaki. Akhirnya, kita numpang ojek, ongkosnya Rp 10.000.
Nah, sebenarnya sih kalau naik ojek sebenarnya lumayan butuh
biaya tambahan. Soalnya begini, ternyata pintu masuk menuju wisata curug ada
dua. Satunya untuk parker dan satunya untuk tiket masuk curug. Akhirnya si
Tommy harus merogoh kocek lagi. Pas nyampe, sebenarnya kita agak kaget.
Ternyata jarak antara perempatan sama pintu masuk curug hanya sekitar 800 M.
Waaah… waah… tahu gitu mending jalan yak….
Menuju Curug…
Berhubung saat kita jalan ke curug bukan hari weekend,
otomatis lokasi curug gak ramai. Masih suepi buanget. Atau mungkin kita yang
kepagian nyampe ya. Hehe..
Masuk ke lokasi curug, kita disambut sama sungai kecil dan
kita harus jalan melewati jembatan. Lalu perjalanan dimulai dengan memasuki
kawasan pepohononan. Rindang banget. Tapi sayang, kurang bersih, karena di
bawah pepohonan banyak warga yang berjualan. Otomatis sampahnya juga
berseliwiran.
![]() | ||
Jalan menuju ke Curug Nangka (doc.Tom)
|
Sebenarnya kita bingung kemana arah Curugnya. Untung sudah
ada satu lapak yang buka, jadi kita bisa nanya-nanya sama bapak yang jualan.
Lalu kita ditunjukkan arahnya. Jadi karena posisi kita lumayan di atas, untuk
menuju Curug pertama kita harus turun ke bawah. Alhasil kita pun ke bawah, dan
akhirnya baru menemukan tanda pertamanya.
![]() |
Nah ini penampakan tanda plus penghuninya #loh |
Gak jauh dari tanda pertama, kita memasuki kawasan sungai
yang gak dalam dengan batu-batuan yang cukup besar, namun banyak juga yang kecil.
Untuk sementara aman bagiku untuk beraksi dengan menggunakan sepatu berkaos
kaki. Tapi si Tommy lebih memilih membuka sepatu. It’s OK. Itu kan bukan aurat.
Hehe..
Aku melompat dari satu batu ke batu yang lain dan Tommy
lebih merendam kakinya dengan jalan di air sungainya. Perjalanan lumayan
panjang sekitar 300 meter, awalnya sempat ragu. Tapi semakin masuk ke dalam
semakin jelas suara air terjunnya dan OLALALAAA…. It’s amazing curug!!!
![]() |
mencari curug di dengan melompati batu :D (doc.Tom) |
Curug nangka keren. Disekelilingnya banyak tebing berlumut,
sehingga tu curug Nampak lebih eksotis. Manis dan cantik. Rasanya gak tahan
kalau gak foto-foto. Akhirnya kita gantian foto-fotonya.
![]() |
ketika curug dah keliatan. saatnya aksi |
![]() |
I fell free!! (doc.Tom) |
Karena selalu teringat konco-konco yang ada di Bengkulu, para waterfall hunter.. Jadi ku beri mereka salam lewat secarik kertas. I love u, my hunter.. #eaaa
![]() |
the waterfall hunters are HERE! |
Setelah puas take some picts nya kita kembali kea rah tanda
tadi dengan mengikuti alur air sungai. Aku berusaha bener jangan sampai kaos
kaki ama sepatu basah… dan Alhamdulillah, sepatu sama kaos kaki masih terjaga
kekeringannya. Paling cuma ada percikan sedikit air.
Kita melanjutkan perjalanan menuju curug ke-2. Kabarnya ada
tiga curug di sini, menuju curug ke-2 jalannya lumayan menanjak. Jarak curug
pertama dan kedua gak terlalu jauh. Mungkin sekitar 200-300 meter.
Curug ke-2 sebenarnya kurang pas sih kalo dibilang air
terjun. Soalnya pendek banget, mirip kayak pancuran kolam aja. Soalnya di sana
memang ada lubang luas dan dalam tempat jatuhnya air dan waktu kita ke sana
lumayan banyak pemuda yang berenang. Jadi kita take pict aja.
![]() |
ini curug ke-2. lebih mirip aliran air yak (doc.Tom) |
Karena lumayan ngos-ngosan, kita rehat dulu di atas bebatuan
curug ke-2, ada batu luas dimana kita bisa tiduran di sana. Rindang pula!
Soalnya ada beberapa pohon besar yang menutupi cahaya matahari ke bebatuan itu.
![]() |
istirahat sejenak. (doc.Tom) |
Setelah puas istirahat kita lanjutin lagi perjalanan ke
curug yang ke-3. Nah ini perjalanan yang paling jauh dan yang paling ekstrim.
Soalnya untuk menuju curug terakhir kita harus jalan menanjak dan beberapa spot
jalannya licin dan berlumur. So bener-bener harus hati-hati ya!
Di perjalanan kita melawati pepohonan hutan. Tapi jalanannya
gak becek, jadi masih aman terkendali, beda banget dengan jalan-jalan menuju
baturoto.. beeh… jauh dah bedanya. Hehe…
Habis melawati hutan-hutan, ada satu lagi tebing menanjak.
Bagusnya, ditebing disediakan jalan yang memang diperuntukkan untuk para
wisatawan. Lumayan tinggi juga, tapi gak perlu khawatir karena masih jauh lebih
aman di banding tebingnya baturoto. Hehe.
Nyampai di puncak, kita ketemu sama anjungan kecil. Salah
satu tempat istirahat untuk para wisatawan. Kami memilih melanjutkan perjalanan
saja. Perjalanan selanjutnya adalah menuruni tebing yang landai dengan
batu-batu besar.
Dari sini sudah kelihatan curug terakhirnya. Tinggi banget.
Tapi berhubung musim kemarau, airnya gak deras. Pasalnya kalo saat ini musim
hujan tempatku berdiri sekarang dah tenggelam sama air.
![]() |
menuju curug ke-3 jarak sekitar 100m |
Kita lanjutin perjalanan menuju spot terakhir. Banyak batu-batu
besar yang menghadang jadi harus pinter-pinter milih batunya.
Sampai di curug ke-3 yang tinggi itu kita bisa menikmati
sentuhan langsung air terjun. Biasanya air terjun ada kolam besar di bawahnya,
nah air terjun yang ini beda. Dia gak terjun bebas tapi jatuh merapat ke
dinding, jadi kesannya seperti air yang jatuh menempel di dinding #lah.. hehe
![]() |
air terjun nempel di dinding (doc.Tom) |
Ini penampakan air terjunnya. Di air terjun yang pernah tak
kunjungi, dengan ketinggian lebih dari 30 meter, biasanya kita tidak boleh
mendekat, karena bahaya. Tapi berbeda dengan air terjun ini, bahkan kita bisa
mandi langsung di bawah airnya. Hehe…
![]() |
penampakan air terjun ke-3 plus penunggunya ;P |
Setelah menikmati ciptaan Allah yang Maha Kreatif ini, kami
melanjutkan perjalanan ke arah sebelumnya. Diperjalanan kami hanya melewati
curug ke-2, sebab curug pertamanya ada di bawah dan berbeda arah jadi tidak
perlu lagi melewatinya.
Sesampainya digerbang kami memilih untuk jalan kaki saja
sambil menikmati keindahan pepohonan Bogor yang seger. Berhubung sepi kita
foto-foto di jalan. Kita bisa menikmati diorama pemandangan indah ini sejauh
400 meter. Sisanya kita berjalan melewati rumah penduduk. Pas nyampe di
perempatan kita baru sadar kalau sebenarnya jarak antara perempatan sampai ke
gerbang curug hanya 800 meter. Itu karena tulisannya tertutup sama reklame.
![]() |
perjalanan pulang |
Trus yang 2KM? yang 2 KM itu adalah jarak antara perempatan
sampai ke curug ujung. Yah wajarlah… tapi kan ndak bisa masuk motor. Hehe…
Voe Nahl
Belajar dari Khadijah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas silaturahminya.
Tolong tinggalkan jejak Anda. Salam Ukhuwah. ^.~