Spesial pake telor tuk sahabat
ABG-ku, Tika Yusniawati dan Suami.
“Bismillah.. Membuat pengakuan
sebelumnya, lebih baik bagiku agar dapat melanjutkan kata demi kata ini. Afwan
ukhti sayankk... Ana belum sempat menulis surat untukmu, tapi semoga surat di
media sosial ini bisa menggantinya.”
Bolehlah memutar ingatan sekitar
lima tahun yang lalu, ya tepatnya kisaran kelas XI SMA. Hehe.. Kita masih
akhwat putih abu-abu yang pergi pagi pulang sore demi dakwah. Dakwah Islam di
Rohis dan sekolah kita tercinta. Kita membuat agenda perdana bersama, agenda
yang membuat kita melayang dalam rengkuh ukhuwah, FORUM ANNISA.
Atau mungkin maju sedikit ke
episode saat kita kelas XII SMA. Kita adalah tim lomba ‘MADING FISIKA’ di FKIP,
dan ini kali pertamanya kita lomba bersama dan menang!
Anti. Anti adalah salah satu
akhwat yang sering bikin ana ‘iri’. Iri dengan semangat dakwah anti yang
membuatku geleng-geleng kepala. Iri dengan keluwesan anti saat membentuk dan
mengisi kelompok halaqoh. Iri ketika binaan-binaan anti memanggil anti dengan
nada sayang sambil berlari memeluk anti. Ahkkk... Iri sekali. Anti luar biasa!
Atau, memori ini akan kuputar
maju sedikit lagi ketika aku mengingat, seorang akhwat SMA menjadi orang
pertama yang memelukku di RS. M. Yunus Bengkulu. Mendo’akanku dan menyampaikan
salam dari semua sahabat dan guru di SMA kita. “Voe sayang.. cepat sembuh
yaa...”
Saat itu aku ringkih, ringkih
dengan selang infus yang menancap di tangan. Dan kau ceritakan perihal Rohis
serta dakwah, semangatku tuk sembuh pun makin membuncah. Uhibbu sangaaat...
Aku terkadang senyum-senyum
sendiri, ketika memoar di bawah pohon Beringin ini menguap. Di dahan pohon itu
kita merajut kasih. Menulis nama serta impian-impian kita. Bahkan gelar P.Hd
hadir di belakang nama kita. Sambil sesekali usil mengucap, “Siapa yaaa
diantara kita yang nikah duluan?”. Dengan ‘koor’ yang sangat kompak, kita
melirikmu dan teriak “TIKAAAAAA”. Ahaha... Subhanallah, ingatkah anti?
Ketika nama itu diteriakkan,
maka akan ada pipi memerah yang dibuat gembul dan tangan yang meraih badan
untuk mencubit pinggang. “Aiiih lah kalian niii...” Dan kembali kita tertawa.
Tertawa di bawah pohon rangers kita.
Dan... Seminggu yang lalu,
tepatnya tiga tahun setelah candaan itu. Kita bertemu kembali di hangatnya
‘reuni kecil’. Menanti seorang Raja dan Ratu keluar menuju singgasana peraduan.
Dan saat kulihat senyummu, ingin ku menangis sambil kulempar sendalku, “WOOOOOI
TIKA!!! NIKAH KAU YO!!!” haha...
“Ukhti...
Barakumullah... Barakallahu lakuma wa baraka alaikuma.
Wa
jama’ah baina kumma fi khoirr”
![]() |
Ukh Tika Yusniawati dan Suami beserta orang tua |
Ukh, selamat menempuh hidup
baru. Selamat menyempurnakan setengah dien. Walau bukan yang pertama menikah
(setelah Rike dan Riki) semoga keluarga anti menjadi keluarga samara.
Dikaruniai keturunan yang buanyaak serta salih salihah. Kembali ke jalan dakwah
ya.. Jalan yang pernah mempertemukan kita karena-Nya.
Dan sekarang... Liqo’ lu udah
beda lingkaran sist!! Liqo’nya khusus untuk para emak-emak yey! Wkwkwk...
![]() |
Reuni Kecil kami, foto bersama sahabat kembarku dan putra mereka |
Salam sayang penuh pelukkan,
Pecinta Khadijah. Voe.
haii adekk... :D
BalasHapusassalammualaikum...
iini mba Rei, rupaya disini sekarang blognya,
aiihh mba didahuluin Tika :D
berkunjung ke blog mba yah ^_^