Hanas dan Acha sedang berduaan di Mushola Sekolah tempat mereka mentoring. Tiba-tiba lewatlah beberapa semut hitam di hadapan Acha.
Acha : “Liat deh Han!”
Hanas: “Semut?”
Acha: “Ya. Mereka itu tiap bertemu selalu menyapa.”
Hanas: “Ukhuwah mereka bagus ya. Gue denger-denger kalau mereka gak saliman gitu, mereka bakal mati ya Cha?”
Acha: “Ya gitu. Soalnya, saat mereka berpas-pasan terus seolah salaman gitu, mereka itu saling memberi informasi. Misalnya, ‘eh, lu jangan lewat sono! Di sono kagak ada makanan!’ atau ‘awas lu, barusan di sebelah sana ada rayap yang guede yang lagi nyari mangsa.’ Nah kalo mereka gak saling ngasih tahu. Mereka bisa mati karena gak tahu info.”
Hanas: “Owh gitu toh?”
Acha: “Ye, selain itu. Mereka itu juga mengeluarkan bau yang khas, dan penciuman mereka tajam. Itu yang menyebabkan mereka itu jarang kesasar.”
Hanas: “Wwweeh, semut emang keren ya Cha!”
Acha: “Yupi! Sewaktu gue belajar tentang hewan anvertebrata ini. Dosen gue bilang, kalau mereka ini ada 3 jenis, Ratu semut, semut pekerja, sama semut jantan.”
Hanas: “Oowh, so sweet.”
Acha: “Nah, Ratu semut itu tugasnya Cuma kawin dan bertelur. Bentuknya paling gede dari yang lain. Pokoknya beda sendiri deeh. Sayang tabiatnya ngeri banget.”
Hanas: “Maksud ente?”
Acha: “Habis kawin, si Ratu memangsa semut jantan yang ngawini dia. Jadi gak ada pilihan lain bagi semut jantan selain mati.”
Hanas: “Gila! Kejam banget tu Ratu! Lebih kejam dari ratu-ratu Inggris.”
Acha: “Yup! Malam itu adalah malam terakhir dan pertama bagi si semut jantan.”
Hanas: “Ya ampuun. Kesian banget para semut jantan.”
Acha: “Nah, si Ratu ini ibarat perempuan yang gak tahu diri.”
Hanas: “Iya, gak tahu diri banget!”
Acha: “Ya, tapi gitulah kehidupan hewan. Hehe. Betina lebih kejam dari yang jantan.”
Hanas: “Bersyukur banget jadi manusia. Satu dan untuk satu. Kalau bisa yang pertama dan yang terakhir, fufufu.”
Acha: “Yoi, nah ada lagi yang seru Han.”
Hanas: “Apaan?”
Acha: “Di dunia kupu-kupu juga dikenal ada dua jenis, yaitu kupu-kupu siang ama kupu-kupu malam.”
Hanas: “Waah, hebat!”
Acha: “Dosen gue pernah nanya, ‘Kalian pernah liat gak kupu-kupu malam?’. Dan spontan temen-temen gue jawab, ‘Tuh pak yang sering mangkal di XXX’. Haha. Dasar, pikirannya ke sana mulu.”
Hanas: “Mang gimana ceritanya?”
Acha: “Jadi gini. Cara bedainnya, kalau lu liat kupu-kupu itu hinggap trus sayapnya mengatup atau menyatu, itu artinya dia kupu-kupu siang. Nah, kalo dia melebar atau mengembang itu namanya kupu-kupu malam, untuk segi ukuran mereka emang lebih guede!”
Hanas: “Huawwwh. Jadi itu toh filosofinya.”
Acha: “Pa’an?”
Hanas: “Seorang perempuan baik, akan menutup dirinya dari hal-hal yang gak baik. Sedangkan perempuan malam, membuka dirinya untuk siapa saja.”
Acha: “Yup!”
Hanas: “Alhamdulillah, gue manusia dan gue dikasih otak sama Allah. Dan gue gak mau, nafsu gue yang ngendaliin gue. Thanks for share, sob”
Acha: “Na’am.”
Kisah pagi Jum'at dengan sedikit edit. ^_^
Acha : “Liat deh Han!”
Hanas: “Semut?”
Acha: “Ya. Mereka itu tiap bertemu selalu menyapa.”
Hanas: “Ukhuwah mereka bagus ya. Gue denger-denger kalau mereka gak saliman gitu, mereka bakal mati ya Cha?”
Acha: “Ya gitu. Soalnya, saat mereka berpas-pasan terus seolah salaman gitu, mereka itu saling memberi informasi. Misalnya, ‘eh, lu jangan lewat sono! Di sono kagak ada makanan!’ atau ‘awas lu, barusan di sebelah sana ada rayap yang guede yang lagi nyari mangsa.’ Nah kalo mereka gak saling ngasih tahu. Mereka bisa mati karena gak tahu info.”
Hanas: “Owh gitu toh?”
Acha: “Ye, selain itu. Mereka itu juga mengeluarkan bau yang khas, dan penciuman mereka tajam. Itu yang menyebabkan mereka itu jarang kesasar.”
Hanas: “Wwweeh, semut emang keren ya Cha!”
Acha: “Yupi! Sewaktu gue belajar tentang hewan anvertebrata ini. Dosen gue bilang, kalau mereka ini ada 3 jenis, Ratu semut, semut pekerja, sama semut jantan.”
Hanas: “Oowh, so sweet.”
Acha: “Nah, Ratu semut itu tugasnya Cuma kawin dan bertelur. Bentuknya paling gede dari yang lain. Pokoknya beda sendiri deeh. Sayang tabiatnya ngeri banget.”
Hanas: “Maksud ente?”
Acha: “Habis kawin, si Ratu memangsa semut jantan yang ngawini dia. Jadi gak ada pilihan lain bagi semut jantan selain mati.”
Hanas: “Gila! Kejam banget tu Ratu! Lebih kejam dari ratu-ratu Inggris.”
Acha: “Yup! Malam itu adalah malam terakhir dan pertama bagi si semut jantan.”
Hanas: “Ya ampuun. Kesian banget para semut jantan.”
Acha: “Nah, si Ratu ini ibarat perempuan yang gak tahu diri.”
Hanas: “Iya, gak tahu diri banget!”
Acha: “Ya, tapi gitulah kehidupan hewan. Hehe. Betina lebih kejam dari yang jantan.”
Hanas: “Bersyukur banget jadi manusia. Satu dan untuk satu. Kalau bisa yang pertama dan yang terakhir, fufufu.”
Acha: “Yoi, nah ada lagi yang seru Han.”
Hanas: “Apaan?”
Acha: “Di dunia kupu-kupu juga dikenal ada dua jenis, yaitu kupu-kupu siang ama kupu-kupu malam.”
Hanas: “Waah, hebat!”
Acha: “Dosen gue pernah nanya, ‘Kalian pernah liat gak kupu-kupu malam?’. Dan spontan temen-temen gue jawab, ‘Tuh pak yang sering mangkal di XXX’. Haha. Dasar, pikirannya ke sana mulu.”
Hanas: “Mang gimana ceritanya?”
Acha: “Jadi gini. Cara bedainnya, kalau lu liat kupu-kupu itu hinggap trus sayapnya mengatup atau menyatu, itu artinya dia kupu-kupu siang. Nah, kalo dia melebar atau mengembang itu namanya kupu-kupu malam, untuk segi ukuran mereka emang lebih guede!”
Hanas: “Huawwwh. Jadi itu toh filosofinya.”
Acha: “Pa’an?”
Hanas: “Seorang perempuan baik, akan menutup dirinya dari hal-hal yang gak baik. Sedangkan perempuan malam, membuka dirinya untuk siapa saja.”
Acha: “Yup!”
Hanas: “Alhamdulillah, gue manusia dan gue dikasih otak sama Allah. Dan gue gak mau, nafsu gue yang ngendaliin gue. Thanks for share, sob”
Acha: “Na’am.”
Kisah pagi Jum'at dengan sedikit edit. ^_^